Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Target Penerimaan Cukai Terganggu Perubahan Kegiatan Ekonomi

Senin 24 Jun 2019 14:30 WIB

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda

Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi.

Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi.

Foto: Antara/Saiful Bahri
Tahun ini Kemenkeu menargetkan penerimaan kepabeanan mencapai Rp 43,31 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, pesimistis target penerimaan kepabeanan yang terdiri dari bea masuk dan bea keluar mencapai target sesuai APBN 2019. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, mengatakan penerimaan kepabeanan tahun ini terganggu akibat adanya perubahan kegiatan perekonomian dari sektor korporasi. 

Baca Juga

Tahun ini, Kemenkeu menargetkan penerimaan kepabeanan mencapai Rp 43,31 triliun terdiri dari bea masuk Rp 38,89 triliun dan bea keluar Rp 4,42 triliun.

Dari sisi bea masuk, Heri menyebut, kondisi penerimaan sudah mengalami penurunan. Hal itu diakibatkan oleh turunnya devisa impor imbas menurunnya kinerja impor barang oleh industri domestik. Hingga Mei 2019, penerimaan bea masuk baru mencapai 1,50 triliun. 

"Praktis ini mempengaruhi penerimaan (bea masuk) juga. Proyeksi akhir tahun tergantung situasi semester kedua, kalau kinerja impor naik, maka target bea masuk bisa tercapai. Tapi, sekarang saja sudah turun 3 persen dibanding (periode sama) tahun lalu," ujar dia. 

Adapun dari sisi bea keluar, Heru mengatakan, penerimaan per Mei lalu baru mencapai 1,57 triliun. Ia memprediksi target Rp 4,42 triliun tidak tercapai hingga penghujung tahun ini. Lemahnya penerimaan bea keluar terutama dipicu oleh kegiatan PT Freeport Indonesia yang mengalihkan pertambangan permukaan menjadi di bawah tanah. 

Kegiatan pertambangan di bawah jauh lebih kompleks. Hal itu mengakibatkan hasil pertambangan tidak sebanyak saat kegiatan di permukaan. Alhasil, kata Heru, berdampak pada penurunan volume ekspor konsentrat oleh Freeport. Di satu sisi, kondisi penurunan ekspor juga dialami Newmount Nusa Tenggara. Meskipun, penurunan ekspor oleh Newmount tidak sebesar penurunan impor. 

"Itu kenapa penerimaan bea keluar sampai sekarang masih di bawah Rp 2 triliun. Perubahan bisnis ini memang belum terlihat jadi memang ada missed sedikit. Kemungkinan penerimaaan bea keluar hanya separuh dari target," kata Heru. 

Melihat lemahnya penerimaan kepabeanan, Heru mengatakan, pihaknya berharap penerimaan dari sektor cukai dapat membantu menutupi minusnya penerimaan pabean. Khususnya untuk cukai kantong plastik. Meskipun, Heru mengakui cukai plastik belum tentu memberikan kontribusi yang besar. 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler