Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Stakeholder Batam Bersinergi Terbitkan Impor Berisiko Tinggi

Selasa 17 Oct 2017 19:15 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Rapat Koordinasi Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai, Penertiban Impor Berisiko Tinggi, dan Koordinasi dan Supervisi bersama KPK, Selasa (3/10).

Rapat Koordinasi Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai, Penertiban Impor Berisiko Tinggi, dan Koordinasi dan Supervisi bersama KPK, Selasa (3/10).

Foto: bea cukai

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bea Cukai Batam bersinergi dengan instansi pemerintahan dan aparat penegak hukum Kepulauan Riau menertibkan impor berisiko tinggi. Program Penertiban Importir Berisiko Tinggi (PIBT) merupakan bagian dari program Reformasi Kepabeanan dan Cukai (PRKC). Program PIBT ini adalah upaya dalam menjawab tantangan dari masyarakat yang menginginkan perdagangan ilegal dapat diberantas.

Tenaga Pengkaji Bidang PKKO Bea Cukai, Ambang Priyonggo memberikan arahan khusus kepada pihak Bea Cukai. “Untuk pihak internal, agar senantiasa melaksanakan program mandiri berupa sembilan belas inisiatif strategis untuk mendukung terlaksananya Program Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai. Juga untuk Bea Cukai dan Pajak, agar dapat untuk memperkuat kerja sama dengan kementerian, lembaga, dan instansi lain yang terkait,” kata dia, dalam Rapat Koordinasi Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai, Penertiban Impor Berisiko Tinggi, dan Koordinasi dan Supervisi bersama KPK, Selasa (3/10).

Acara rapat koordinasi yang dilaksanakan di Aula Kantor Bea Cukai Batam ini dihadiri oleh Polda Kepri, Korem 033/WP, Komandan Lantamal IV, BIN Kepri, BP BATAM, Kejaksaan Tinggi Kepri, Kakanwil Bea Cukai Khusus Kepri, Ketua Pengadilan Negeri Batam, perwakilan unit- unit satuan kerja Bea Cukai, dan aparat penegak hukum di Kepri.

Senada dengan Ambang Priyonggo, Ketua Satgas Koordinasi Supervisi Pencegahan KPK, Asep Rahmat Suwandha mengungkapkan harapannya. “Kami harapkan, setiap kementerian, lembaga, maupun instansi dapat bekerja sama di lapangan, dan bersama-sama melakukan pemetaan modus dan ‘oknum pemain’ untuk digunakan sebagai bahan penyusunan manajemen resiko,” ujar Asep.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler