Sabtu 01 Sep 2018 07:47 WIB

Indonesia Berusaha Maksimalkan Peluang Emas Terakhir

Indonesia berharap dari cabang sepak takraw nomor quadran putra pada final, Sabtu.

Sepak takraw di Asian Games 2018. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Sepak takraw di Asian Games 2018. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari 18 cabang olahraga yang menggelar nomor final pada pertandingan hari ke-14 Asian Games, tuan rumah Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih medali emas terakhir. Indonesia berharap dari cabang sepak takraw nomor quadran putra pada final Sabtu (1/9).

Kuartet pemain Merah Putih yang mengalahkan Singapura dengan skor 21-8, 21-18 pada babak semifinal, Jumat (31/8). Indonesia akan menghadapi Jepang pada perebutan medali emas yang digelar di Ranau Hall, komplek Jakabaring Sport City, Palembang. Jepang melangkah ke partai puncak usai menghentikan Vietnam juga dengan dua set langsung 21-17, 21-15.

"Sesuai prediksi kami bisa lolos ke final, harapannya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," kata pelatih tim sepak takraw Arsy Syam.

Nomor quadran menjadi kesempatan bagi tim sepak takraw untuk mempersembahkan medali emas, setelah pada nomor-nomor lainnya hanya meraih perak dan perunggu.

Selain sepak takraw, kontingen tuan rumah juga berkesempatan menambah perbendaharaan medali dari cabang olahraga bridge yang menyediakan tiga keping emas dari nomor pasangan putra, putri dan campuran. Kemudian soft tenis nomor beregu putra dan putri, serta kano/kayak sprint yang melombakan enam nomor final.

Pada soft tenis, tim putra Indonesia lebih dulu harus bisa melewati adangan Mongolia untuk perebutan tiket semifinal pada pertandingan pagi, sedangkan tim putri menantang Cina juga di babak perempat final.

Pelatih tim soft tenis putri Gularso Muljadi mengatakan peluang anak asuhnya untuk melaju lebih jauh masih fifty-fifty, mengingat persaingan dan lawan yang dihadapi cukup kuat. "Untuk memperbesar peluang itu, kami akan coba pasang Voni Darlina sebagai pemain tunggal. Saya lihat lebih cocok mainnya untuk melawan tunggal Cina dan sudah dicoba juga ketika lawan Pakistan," kata Gularso.

Pelatih tim soft tenis putra Ferly Montolalu Qamariah menyebut peluang memenangkan pertanding melawan Mongolia sangat terbuka. Namun Elbert Sie dan kawan-kawan jangan sampai menganggap remeh lawan.

"Pemain tunggal Mongolia yang kami waspadai dan sekarang kami fokus pada pemulihan kondisi para pemain yang akan main panjang dari perempat final," kata Ferly.

Tim soft tenis Indonesia hampir saja meraih medali emas dari nomor tunggal putra, ketika Elbert Sie masuk final. Namun, pada laga penentuan, mantan petenis nasional itu kalah 2-4 dari wakil Korea Selatan, Kim Jinwoong.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement