Rabu 29 Aug 2018 08:15 WIB

Timnas Kurash Belum Sumbang Medali, Ini Evaluasi Pelatih

Salah satunya jam terbang para atlet yang masih minim

Atlet kurash Indonesia Aprilianda Adi Timur (atas) melakukan serangan pada atlet kurash Uzbekistan Maruf Gaybulloev (bawah) saat bertanding pada babak 32 besar putra -66kg Asian Games 2018 di Assembly Hall JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).
Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Talchah Hamid
Atlet kurash Indonesia Aprilianda Adi Timur (atas) melakukan serangan pada atlet kurash Uzbekistan Maruf Gaybulloev (bawah) saat bertanding pada babak 32 besar putra -66kg Asian Games 2018 di Assembly Hall JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional kurash Indonesia belum berhasil menyumbangkan medali di hari pertama digelarnya cabang olahraga kurash Asian Games 2018, Selasa (28/8) kemarin. Pelatih kurash Indonesia Deni Zulpendri mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh. Salah satunya masih kurangnya "jam terbang" para atlet.

"Memang kita akui jam terbang anak-anak masih sangat minim. Kalau dibandingkan dengan atlet dari negara lainnya, kita memang masih kalah kelas," kata Deni, Rabu (29/8).

Pada hari pertama pelaksanaan cabang olahraga kurash, Selasa (28/8), Indonesia memang belum berhasil meraih satu medali pun dari tiga medali emas yang diperebutkan.

Dari enam atlet Indonesia yang pada hari pertama teraebut, Hendi Hadiat (-66;kg putra),  Aprilianda Adhi Timur (-66 kg putra), Heka Maya Sari Sembiring (52 Kg putri), dan Franklin Misionaris Kakalang (+90 Kg putra) kandas di babak penyisihan.

Hanya Billy Sugara (+90 putra) yang sempat lolos ke babak 16 besar, serta Terry Kusumawardani Susanti (52 kg putri) yang sampai ke babak delapan besar.

Lebih lanjut Deni mengatakan, selain jam terbang yang masih minim, atlet Indonesia kalah postur dibandingkan dengan atlet negara lainnya terutama yang berasal dari negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kyrgistan,  dan Kazakhstan.

"Kalau soal power, anak-anak kami nilai cukup bisa mengimbangi. Tapi jam terbang masih minim dan kalah postur, itu yang jadi penyebab gagalnya kita meraih medali di hari pertama," katanya.

Sementara untuk menghadapi hari kedua, lanjut dia, harapan untuk meraih medali masih terbuka melalui Khasani Najmu Shifa (63 Kg putri), Szalsza Maulida, Marcelina Papara (78 kg putri).

"Ya mudah-mudahan keduanya bisa mewujudkan apa yang kita inginkan itu. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar bisa mengukir prestasi di Asian Games ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement