Senin 27 Aug 2018 22:37 WIB

IPSI Bantah Ada Kecurangan dalam Silat

Protes dari pesilat Malaysia dinilai wajar dalam setiap pertandingan.

Pesilat Indonesia Komang Harik Adi Putra (pita merah) bertanding melawan pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari pada babak final cabang pencak silat putra kelas E 65-70 kg Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat,TMII, Jakarta, Senin (27/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pesilat Indonesia Komang Harik Adi Putra (pita merah) bertanding melawan pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari pada babak final cabang pencak silat putra kelas E 65-70 kg Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat,TMII, Jakarta, Senin (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian Pengurus Besar Persatuan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang juga manajer pencak silat, Edhy Prabowo, membantah adanya kecurangan hingga membuat Indonesia meraih delapan medali emas dari 10 nomor yang dipertandingkan dalam babak final Asian Games, Senin (27/8). Apalagi, kontingen Malaysia sempat mengajukan protes hingga merusak dinding ruang pemanasan bagi atlet.

"Banyak yang meragukan silat akan kembali dipertandingkan di event olahraga selanjutnya, saya bilang nggak bisa. Ada rekam digital, kita bicara kualitas. Kami dapat emas itu karena kualitas," kata Edhy.

Menurut Edy, anggapan yang menyebut silat telah berbuat curang sebaiknya jangan ditanggapi serius. Dia bahkan optimistis cabang olahraga itu akan dipertandingkan di Olimpiade.

"Saya tidak berpikir Indonesia terlalu mendominasi silat sehingga akan dihapus. Kita main fair play, silat di Asian Games ini cuma batu loncatan agar bisa dipertandingkan di Olimpiade," katanya.

Mengenai adanya protes dari Malaysia karena diduga dicurangi, tegas Edhy, protes adalah hal yang biasa dalam pertandingan. Kalau ingin protes ada aturannya, ujarnya.

"Wasit yang ada dari beberapa negara. Tidak mungkin kami mengatur wasit. Kecuali, wasitnya dari Indonesia. Kalau saya memang mau berbuat curang, mungkin sudah sejak menyusun jadwal pertandingan,"  tegasnya.

Sebelumnya, pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari mundur dari pertandingan melawan Komamg Harik Adi Putra dua detik lagi laga babak ketiga usai, tepatnya 01:58. Mohd mundur dari pertandingan karena menganggap wasit juri tidak adil dalam memberikan penilaian.

Di belakang arena, tepatnya ruang pemanasan untuk atlet Mohd sempat meluapkan emosinya dengan memukul bangunan yang terbuat dari triplek hingga jebol. Mohd terlihat emosi dan marah-marah hingga sempat ditenangkan oleh pelatihnya. Mohd mengaku dirinya meluapkan kemarahannya itu lantaran tidak menerima poin yang diberikan oleh wasit juri.

"Saya tidak marah dengan pesilatnya atau pendukungnya. Tapi saya marah dengan wasit karena tidak memberikan nilai dengan adil," kata Mohd yang menyayangkan keputusan wasit tersebut.

Dalam laga final, Indonesia keluar sebagai juara umum di cabang pencak silat Asian Games 2018 setelah menyapu bersih delapan medali emas. Medali emas pertama dari cabang pencak silat disumbang dari Puspa Arumsari di nomor tunggal putri, Yola Primadona Jampil dan Hendy (ganda putra), Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi Faisal Mubarok (tim putra), Aji Bangkit Pamungkas, Komang Harik Adi Putra, Iqbal Candra Pratama, Sarah Tria Monita, dan Abdul Malik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement