Senin 30 Jul 2018 14:23 WIB

Pemprov Diminta Masif Sosialisasikan Soal Lalin Asian Games

Hal ini supaya masyarakat mulai terbiasa dan tak kaget saat Asian Games berlangsung.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Petugas Jasa Marga membantu pengendara melakukan transaksi nontunai menggunakan e-toll di gerbang tol. ilustrasi
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas Jasa Marga membantu pengendara melakukan transaksi nontunai menggunakan e-toll di gerbang tol. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih intensif mensosialisasikan rencana kebijakan lalu lintas saat Asian Games 2018 berlangsung. Termasuk saat uji coba dilakukan selama Juli hingga pengambilan keputusan pada awal Agustus 2018.

Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat sudah mulai terbiasa dan bisa mematuhi aturan tersebut. "Supaya masyarakat tidak kaget. Perlu upaya masif dari Pemprov DKI Jakarta," kata Djoko kepada Republika.co.id, Senin (30/7).

Terlebih dalam paket kebijakan tersebut, ada rencana penutupan 19 pintu tol saat Asian Games 2018. Jika hal itu nantinya diputuskan akan diterapkan, tidak ada lagi masyarakat yang kaget sehingga tidak menambah antrean kepadatan bagi pengguna yang sudah terlanjur masuk pintu tol.

"Jika diputuskan dari awal bhw selama asian games  19 pintu tol tersebut akan ditutup secara terus menerus pada jam tertentu, kemudian dilakukan sosialisasi secara intensif justru akan menghindari kondisi antrean yg menyebabkan kemacetan," jelas Djoko.

Hal itu, kata dia, disebabkan masyarakat sudah mendapatkan kepastian sejak awal. Dengan begitu menurutnya masyarakat dapat melakukan perencanaan perjalanan untuk menghindari pintu tol yang ditutup.

Djoko menyarankan untuk aturan pintu tol tersebut lebih baik dilakukan menyeluruh bukan dengan sistem buka tutup. "Jika mekanisme buka tutup yang diberlakukan maka kemungkinan terjadi antrean panjang dan kemacetan justru lebih besar," tutur Djoko.

Hal tersebut disebabkan, akan muncul kemungkinan masyarakat akan mencoba masuk pintu tol namun tidak sesuai dengan jam buka tutup. Untuk itu Djoko menyarankan uji coba perlu dilaukan kembali atau adanya pembandingan sebelum dan sesudah dilakukan penilangan untuk mendapatkan hasil yg mendekati realita. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement