Sabtu 05 May 2018 23:45 WIB

Kurash Diharapkan Beri Kejutan pada Asian Games 2018

Harapan tersebut diungkapkan saat membuka test event Asian Games 2018 cabang kurash.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ketua Inasgoc Erick Thohir saat membuka test event Asian Games 2018 cabang kurash di Jakarta, Sabtu (5/5).
Foto: Dok Inasgoc
Ketua Inasgoc Erick Thohir saat membuka test event Asian Games 2018 cabang kurash di Jakarta, Sabtu (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc), Erick Thohir, berharap cabang kurash mampu memberi kejutan merebut medali bagi Indonesia pada pesta olahraga bangsa Asia di Jakarta-Palembang tahun ini. Harapan tersebut diungkapkan saat membuka test event Asian Games 2018 cabang kurash, Sabtu (5/5) di Jakarta.

Erick mengatakan, test event ini merupakan hal yang luar biasa dan menjadi sejarah. Sebab, ini pertandingan kurash internasional pertama di Indonesia. "Dalam test event ini terdapat delapan negara yang berpartisipasi. Diperkirakan pada Asian Games 2018 nanti akan ada 12-16 peserta yang akan bertanding," kata Erick usai membuka test event kurash yang berlangsung Sabtu (5/5) hingga 6 Mei.

Pada event seperti Asian Games ini, kata dia, dipertandingkan olahraga regional seperti kurash. Menurut dia, ini memang nilai dari Asian Games yang tidak hanya mengejar prestasi tapi juga mewujudkan perdamaian di Asia.

"Begitu juga dengan Indonesia, diharapkan mampu menciptakan perdamain di negara kita, karena Asian Games 2018 adalah untuk Indonesia," kata Erick.

Kurash adalah olahraga asal Asia Tengah yang telah berusia 3.500 tahun. Olahraga ini untuk pertama kalinya akan dipertandingkan dalan multi event olahraga se-Asia, yakni pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang mendatang. Kurash merupakan olahraga tradisional bagi masyarakat di wilayah Tartastan Asia Tengah yang saat ini dikenal dengan Uzbekistan.

Barnes Mahardika, Sekretaris Jendral Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI) menjelaskan bahwa olahraga Kurash baru dipromosikan ke seluruh dunia pada tahun 90-an oleh negara-negara di Asia Tengah setelah Uni Soviet pecah. "Di Indonesia, olahraga ini baru ada pada tahun 2016. Meskipun di Indonesia baru dua tahun, tapi kami berharap dapat meraih medali pada Asian Games 2018 nanti," kata Barnes usai membuka test event kurash di Jakarta.

Gerakan dasar olahraga ini mirip dengan gerakan pada gulat dan judo, namun dalam kurash kondisi bantingan dalam posisi berdiri pada kaitan atas. "Yang menarik dari Kurash adalah untuk mendapatkan poin, atlet harus membanting lawannya. Tidak ada teknik kuncian pada kurash dan tidak boleh menyapu kaki seperti pada judo," jelas Barnes, pria tegap yang merupakan mantan atlet Jujitsu ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement