Kamis 26 Jul 2018 22:38 WIB

Mantan Juara Dunia Paralayang Ini Pensiun Usai Asian Games

Lis menjadi pilot paralayang putri Indonesia yang pernah meraih gelar juara dunia.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Lis Andriana
Foto: Republika/Bambang Noroyono
Lis Andriana

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Asian Games 2018 akan menjadi gelaran internasional terakhir bagi pilot paralayang senior Lis Andriana. Juara dunia tiga kali dari nomor akurasi pendaratan putri tersebut bakal pensiun usai gelaran ragam olahraga termegah di benua Asia tahun ini.

Lis mengaku, akan pensiun mengingat usianya yang tak lagi muda. Tahun ini penerbang paralayang asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) itu berusia 35 tahun.

"Kan saya sudah di bawah (tidak lagi juara dunia). Yang muda-muda sekarang lebih hebat dari saya. Jadi sepertinya saya habis Asian Games, sudahlah selesai (pensiun)," ujar Lis di pusat pelatihan atlet paralayang di Pasir Sumbul, di Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Kamis (26/7).

Selain lantaran usia yang tak muda, regenerasi paralayang Indonesia tentu menjadi alasan Lis tak lagi di pelatnas. "Kalau terbang saya nggak berhenti. Tapi untuk mewakili Indonesia, kayaknya Asian Games yang terakhir," kata dia.

Lis mengatakan alasan pensiun demi tiga anaknya. "Anak-anak saya juga terbang (bermain paralayang). Saya yang dampingi," sambung dia.

Lis memang menjadi salah satu atlet kebanggaan Indonesia. Ia menjadi pilot paralayang putri yang pernah meraih gelar juara dunia di nomor akurasi pendaratan. Gelar miliknya itu menjadi prestasi paralayang putri pertama dan tertinggi yang pernah diraih pilot Indonesia. Gelar juara tersebut ia sabet pada 2012, 2013, dan 2014.

Terkait Asian Games nanti, Lis pun mengaku belum tentu masuk dalam skuat nasional. Meski sepanjang tahun ini ia terlibat dalam pelatnas. Namun tim kepelatihan belum memutuskan siapa yang akan membawa Merah Putih di gelanggang Asian Games. Tim kepelatihan, kata dia, baru akan mengumumkan tim paralayang Indonesia untuk Asian Games pada 30 Juli mendatang.

Saat ini, tim kepelatihan sudah mengantongi 18 nama atlet paralayang Indonesia. Mereka terdiri dari 10 putra dan delapan putri. Jumlah tersebut mewakili enam nomor lomba paralayang Asian Games nanti. Yaitu nomor putra akurasi mendarat individu, dan akurasi mendarat beregu, serta lintas alam. Lainnya, nomor putri akurasi mendarat individu, dan akurasi mendarat beregu, serta lintas alam.

Jumlah atlet tersebut pun pada akhir bulan nanti akan mengerucut menjadi delapan nama. Sisa delapan pilot tersebut yang nantinya akan menjadi tim paralayang Indonesia. Mereka terdiri dari lima pilot putra dan tiga putri. Lis menambahkan, kondisinya saat ini didekap cedera ligamen yang belum pulih. "Kalau saya ini belum 100 persen. Kaki saya masih cedera. Tapi kalau saya ikut terbang (di Asian Games) saya mohon doanya untuk bisa memberikan hasil terbaik," ujar Lis.

Menurut Lis, jika masih dipercaya pelatih, penampilan terakhirnya di Asian Games akan menjadi perpisahan terbaiknya di pelatnas. Karena, gelaran tahun ini, menjadi Asian Games pertama yang memperlombakan cabang paralayang.

Di Asian Games nanti, tim paralayang dibebankan tiga medali emas. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi kepada wartawan di lokasi pemusatan latihan menyampaikan, ada tiga nomor andalan paralayang yang berpotensi meraih podium utama. Yaitu di nomor akurasi pendaratan regu putra, dan putri, serta ketepatan akurasi individu putri.

Namun pelatih kepala paralayang Gendon Subandono menyampaikan, meski tiga medali emas tersebut realistis, ia lebih memilih untuk membidik satu medali emas. Yakni di nomor ketepatan mendarat individu putri. "Saya menargetkan satu (medali emas) saja. Tapi kalau bisa lebih, itu prestasi tambahan,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement