Selasa 20 Apr 2021 17:06 WIB

Iran Sambut Dialog dengan Saudi

Saudi dan Iran dilaporkan menggelar pertemuan di Baghdad.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Grafis
Foto: republika
Grafis

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzade mengungkapkan, dialog antara Iran dan Arab Saudi melayani kepentingan masing-masing pihak serta kawasan. Pernyataannya, secara tidak langsung, mengonfirmasi kabar tentang adanya pembicaraan bilateral antara Teheran dan Riyadh baru-baru ini.

Khatibzade mengaku telah membaca laporan yang menyebut adanya pertemuan rahasia antara pejabat tinggi Iran dan Saudi. Namun dia menyebut laporan itu memuat kutipan yang kontradiktif.

Baca Juga

"Yang terpenting Republik Islam Iran selalu menyambut baik dialog dengan Kerajaan Arab Saudi dan menganggapnya untuk kepentingan rakyat kedua negara, serta perdamaian dan stabilitas kawasan," ujarnya dalam sebuah konferensi pers pada Senin (19/4), dikutip laman Anadolu Agency.

Pada Ahad (18/4) lalu, Financial Times, menerbitkan laporan yang menyebut bahwa pejabat tinggi Saudi dan Iran telah melakukan pertemuan di Baghdad, Irak. Pertemuan yang berlangsung pada 9 April lalu itu dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara. Dalam menyusun laporannya, Financial Times mengutip pejabat-pejabat terkait yang enggan dipublikasikan identitasnya.

Salah satu topik yang dibahas adalah perihal kelompok Houthi Yaman. Houthi, yang terafiliasi Iran, diketahui rutin melancarkan serangan ke Saudi dengan menggunakan pesawat nirawak (drone). "Pembicaraan itu positif," kata seorang pejabat yang dikutip Financial Times.

Kendati demikian, Financial Times juga mengutip keterangan pejabat senior Saudi yang membantah adanya pembicaraan dengan Iran. Saluran televisi Lebanon pro-Iran Al Mayadeen dan kantor berita Unews, mengutip sumber Iran, juga menyangkal kabar pembicaraan dengan Riyadh.

Baik Saudi dan Iran belum merilis pernyataan atau keterangan resmi perihal kabar pertemuan tersebut. Pada Februari lalu, Iran mengatakan siap menjalin pembicaraan dengan negara-negara Arab untuk menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat di antara mereka. Teheran pun tak mengajukan prasyarat apa pun untuk terlibat dalam dialog seperti itu.

"Iran siap tanpa prasyarat untuk duduk dan berbicara dengan tetangga Arab. Kami ingin hidup berhubungan baik dengan lingkungan kami. Kami ingin memiliki lingkungan yang kuat," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara dengan Press TV yang dikelola pemerintah pada 21 Februari lalu.

Dia pun menyinggung kembali tentang normalisasi diplomatik negara-negara Arab dengan Israel. Menurutnya ketidakpercayaan dan kecemasan terhadap ancaman Iran menjadi salah satu faktor yang mendorong mereka membuka hubungan dengan Tel Aviv. "Jika mereka yakin dapat membeli keamanan dari (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, mereka dapat menjadi tamu saya," kata Zarif menanggapi normalisasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement