Jumat 16 Apr 2021 05:50 WIB

VCO, Bahan Herbal untuk Terapi Adjuvan Covid-19

VCO dapat menurunkan marker inflamasi bagi penderita covid.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Usaha penemuan obat untuk mendukung pengobatan covid-19 terus dilakukan peneliti di berbagai belahan dunia. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan alam atau herbal, termasuk menggunakan virgin coconut oil (VCO).

Ketua Tim Airbone Disease RSUP Dr Sardjito, dr Ika Trisawati mengatakan, pilot studi VCO sebagai terapi ajuvan covid saat ini dilakukan di empat rumah sakit Yogyakarta. Penggunaan itu dilakukan di RSUP Dr Sardjito, RSA UGM, RSUD Wonosari dan RSUD Sleman.

Baca Juga

Penggunaan VCO dalam terapi covid didasari kandungannya yang memiliki aktivitas antivirus baik seperti asam laurat (C12) dan monolaurin (ML) serta turunannya. VCO merupakan medium chain fatty acids (MCA) yang mengandung asam laurat.

"Diubah menjadi monogliserida monolaurin, mempunyai efek antiviral dengan cara menghancurkan membran lipid virus," kata Ika dalam webinar Uji Klinis dan Penanganan Covid yang digelar Pusat Kedokteran Herbal FKKMK UGM, Kamis (15/4).

Seperti dalam sabun, VCO merusak membran sel virus. Saat VCO masuk tubuh diubah jadi monolaurin yang saat berinteraksi dengan membran sel virus merusak lapisan lipid sel tersebut. Singkatnya, membran sel virus menjadi rusak dan tidak berfungsi.

Dalami pilot studi empat RS, Ika mengungkapkan, ada hasil signifikan (p<0,05) penggunaan VCO menurunkan TNF α pada kelompok VCO dibanding plasebo. Ada pula penurunan marker inflamasi seperti CR, ferritin dan IL6 meski tidak signifikan.

Temuan lain menunjukkan adanya penurunan D Dimer dan ferritin yang signifikan (p<0,05) baik sebelum maupun setelah intervensi dalam kelompok VCO. Lalu, terjadi penurunan CRP, IL6 dan procalcitonin, tapi tidak signifikan.

"VCO dapat menurunkan marker inflamasi bagi penderita covid, sehingga diharap dapat mencegah pemberatan penyakit," ujar pakar pulmonologi FKKMK UGM tersebut.

Dra Riri Indriani dari BPOM menekankan, Indonesia memiliki potensi bahan alam berlimpah lebih dari 30.000 spesies tanaman. Data Riset Obat dan Jamu mencatat 2.848 merupakan tumbuhan obat yang tersebar dalam 405 etnis di 34 provinsi.

BPOM telah melakukan pendampingan ke penelitian herbal terkait covid. Hingga kini, ada 15 penelitian yang memanfaatkan bahan alam, dua telah selesai uji klinik, empat masih uji klinik, dan lima penyusunan protokol uji klinik.

Kemudian, satu penelitian tahap uji pra klinik dan tiga penelitian dalam tahap penyusunan protokol uji praklinik. Untuk uji praklinik ditujukan sebagai anti inflamasi, daya tahan tubuh, antipiretik dan anticovid.

"Potensi bahan alam Indonesia memberi peluang dimanfaatkan sebagai produk jamu maupun obat herbal terstandar dan fitofarmaka, termasuk terapi adjuvan covid," kata Riri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement