Kamis 15 Apr 2021 10:29 WIB

Nantikan Rilis Data Ekonomi, IHSG Bergerak Mix

IHSG sempat dibuka di zona positif di level 6.073,33.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4). IHSG sempat dibuka di zona positif di level 6.073,33 namun segera turun kembali ke zona merah di level 6.029,15. 

Pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang juga dibuka campuran. Meski demikian, Phillip Sekuritas Indonesia menilai ada kecenderungan menguat di pasar saham hari ini. 

Baca Juga

"Indeks saham di Asia pagi ini di buka variatif dengan kecenderungan menguat setelah indeks saham utrama di Wall Street semalam juga berakhir mixed di tengah kinerja keuangan perbankan yang solid," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (15/4). 

Menurut riset, saham-saham dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat melemah sehingga menekan kinerja S&P 500 dan NASDAQ. Sementara saham-saham dengan karakteristik nilai yang valuasinya sudah murah mencatatkan kenaikan dan mendorong DJIA ke level tertinggi terbarunya. 

Phillip Sekuritas Indonesia melihat investor juga mencerna pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di depan the Economic Club of Washington. Powell mengatakan kriteria bank sentral untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan tidak akan terpenuhi sebelum tahun 2022.

Untuk hari ini, menurut riset, investor akan menantikan rilis beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) nanti malam seperti Penjualan Ritel bulan Maret yang di prediksi akan tumbuh 5,8 persen. Pertumbuhan ini di dorong oleh dana bantuan langsung tunai dan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial. 

Selain data ekonomi AS, investor juga akan bereaksi atas sejumlah rilis data ekonomi dari Australia Unemployment Rate bulan Maret), Jerman (Inflasi bulan Maret), Indonesia (Neraca Perdagangan bulan Maret) dan Korea Selatan (keputusan suku bunga oleh Bank of Korea).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement