Umat Muslim Belanda Diminta Rayakan Ramadhan di Rumah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani

Ahad 11 Apr 2021 07:37 WIB

Muslimah di Belanda. Foto: Rnw.l/c Muslimah di Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sekitar satu juta Muslim Belanda akan menjalankan puasa Ramadhan tahun ini. Namun demikian sebuah Asosiasi Muslim Belanda, CMO yang menaungi 380 masjid di Belanda telah menyerukan kepada umat Muslim di Belanda untuk merayakan Ramadhan di rumah saja bersama keluarga. Umat Muslim diminta tidak bepergian atau mengunjungi keluarga dan teman. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak terjadinya kerumunan guna mencegah kasus Covid-19 semakin meningkat.

"Ramadhan itu menyenangkan dan makanan enak, tapi bukan itu intinya. Ini juga momen refleksi untuk menyadarinya. Saya merasa sangat istimewa, sangat istimewa. Anda lebih memfokuskan diri pada diri sendiri dan spiritualitas Anda sendiri," kata anggota dewan CMO Said Bouharrou seperti dilansir Iqna.ir pada (11/4)

Bouharrou prihatin setelah menerima sinyal bahwa ada enam hingga tujuh masjid besar akan tetap buka semalaman selama Ramadhan, sehingga sholat malam di masjid dapat dilanjutkan.

"Dan ini bukan tentang masjid kecil. Saya sangat prihatin tentang itu. Jika Anda bersama dengan begitu banyak orang di malam hari, maka keselamatan dipertaruhkan. Dan keamanan itu penting," katanya.

Ia ingin  mencegah situasi seperti yang terjadi di Urk, di mana sebuah gereja besar memutuskan untuk mengabaikan tindakan korona.

"Saya pikir ada sedikit dukungan untuk tindakan dalam setiap agama. Tapi ini adalah contoh yang sangat buruk. Kami mengambil tanggung jawab kami," katanya.

Karena itu CMO memutuskan untuk menutup masjid dalam semalam.

"Kami tidak berpikir itu adalah ide yang bagus di dalam CMO. Kami membahasnya, dan ide itu ditinggalkan," kata Bouharrou. Masjid-masjid sekarang ditutup untuk sholat malam karena jam malam, karena akan diadakan setelah jam 10 malam.