Kamis 01 Apr 2021 09:08 WIB

Setelah Merosot Sepekan, Harga Emas Antam Naik Rp 10.000

harga perak juga mengalami kenaikan Rp 200.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi)
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas produksi Antam akhirnya menunjukkan pergerakan positif, setelah konsisten merosot selama lebih dari sepekan terakhir. Pada Kamis (1/4) ini, emas di pasar dalam negeri dijual di level Rp 913 ribu per gram, naik Rp 10.000 dibanding perdagangan Rabu (31/3). 

Kondisi hari ini memperbaiki penurunan tajam yang terjadi kemarin dan menjadikan emas jatuh ke titik terendah dalam tujuh bulan terakhir. Kendati mengalami kenaikan, harga emas Antam hari ini berada di rentang yang sama dengan periode Mei-Juni 2020 lalu. 

Baca Juga

Sementara itu, harga perak juga mengalami kenaikan Rp 200 menjadi Rp 12.200 per gram pada hari ini. 

Secara umum pergerakan harga emas Antam saat ini masih melanjutkan tren penurunan. Rekor harga emas Antam tertinggi tercapai pada 7 Agustus 2020 dengan Rp 1,065 juta per gram. 

Kenaikan harga emas Antam hari ini sejalan dengan kondisi pasar dunia. Pelemahan kurs dolar AS menjadi faktor utamanya. Namun imbal hasil obligasi AS yang cukup tinggi akhir-akhir ini membuat logam mulia mencatatkan tren penurunan kuartalan terdalam dalam empat tahun terakhir. 

Dikutip Reuters, harga emas naik lebih dari 1 persen ke level 1.711,27 dolar AS per troi ons. Sementara emas berjangka dijual di angka 1.715,60 dolar AS per troi ons.

Harga emas di pasar dunia saat ini juga masih jauh di bawah angka psikologis 1.900 dolar AS per troi ons untuk membawa kembali harga emas domestik ke kisaran Rp 1 juta per gram. Harga emas di Indonesia memang banyak dipengaruhi pergerakan harga emas dunia, yang juga mudah terpengaruh sentimen ekonomi.  

Harga emas telah melonjak 23 persen hanya dalam tahun 2020 saja, sebagai akibat ramainya minat investor menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Namun tahun 2021 ini, kondisinya bisa berbeda. Peningkatan yang terjadi tahun lalu tidak bisa dijadikan patokan mentah untuk tahun ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement