Rabu 24 Mar 2021 15:47 WIB

Keutamaan Puasa Sunnah di Bulan Sya'ban

Ada tiga keutamaan berpuasa di bulan Sya'ban dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Tadarus saat berpuasa. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tadarus saat berpuasa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sya'ban adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan. Melaksanakan puasa sunnah di bulan Sya'ban pun dianjurkan sebagai persiapan menuju puasa wajib di bulan Ramadhan. Menurut Ibn Al Qayyim ada tiga keutamaan berpuasa di bulan Sya'ban dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Pertama, Rasulullah banyak berpuasa di bulan Sya'ban sebelum puasa Ramadhan. Kedua, Rasulullah melakukan puasa sunnah Sya'ban untuk menghormati bulan suci Ramadhan. Jadi puasa Sya'ban kedudukannya asalah sunnah, sama seperti halnya sholat sunnah Qabliyah dan Ba'diyah sebelum dan sesudah sholat wajib.

Ketiga, bulan Sya'ban merupakan bulan istimewa sehingga berpuasa di bulan ini maka amalan puasa akan dinaikkan kepada Allah SWT. Karena itu, Nabi Muhammad menyukai amal yang dibesarkan saat dia berpuasa.

Berikut ini adalah beberapa hadits terkait puasa di bulan Syaban.

Perbuatan Dibesarkan untuk Allah

Usamah ibn Zaid berkata: “Aku berkata: 'Ya Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa sebanyak bulan Sya'ban.' Rasul bersabda: "Itu adalah bulan di mana orang tidak terlalu memperhatikan, antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana perbuatan dibawa ke Tuhan semesta alam, dan saya suka perbuatan saya diambil saat saya berpuasa. (An-Nasa'i)

Berkah Puasa di Shaban

Ummu Salamah meriwayatkan: "Saya tidak melihat Nabi berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada Sya'ban dan Ramadhan," (Tirmidzi).

Aisha RA berkata: "Nabi Muhammad tidak menjalankan puasa sunnah begitu sering selama bulan lain seperti yang dia lakukan selama Sya'ban. Dia menjalankan Saum sepanjang bulan Sya'ban,".

Dalam narasi lain, dia berkata:

"Dia (Rosulullah) menjalankan Saum (puasa) selama sebulan penuh Sya'ban kecuali beberapa hari," (Al Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad bersabda:

"Jangan mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya," (Ahmad)

Mengganti Puasa yang terlewat

Aisha RA meriwayatkan:

"Saya tidak akan menebus apa yang harus saya bayar dari Ramadhan kecuali di Sya'ban, sampai Rasulullah wafat," (Tirmidzi)

Aisha berkata dalam narasi lain:

"Jika saya memiliki sebagian dari puasa Ramadhan, saya tidak akan bisa menebusnya kecuali di Sya'ban," (Abu Dawud).

Kehormatan Ramadhan

"Anas meriwayatkan bahwa: Nabi ditanya puasa manakah yang paling berbudi luhur setelah Ramadhan? Dia berkata: Sya'ban untuk menghormati Ramadhan. Lalu Amal mana yang terbaik? Dia berkata: Amal di bulan Ramadhan," ( Tirmidzi)

Puasa Pertengahan Sya'ban

Diriwayatkan bahwa 'Ali ibn Abi Thalib berkata: Rasulullah bersabda: "Ketika malam tengah Sya'ban, habiskan malamnya dengan sholat dan amati puasa pada hari itu. Karena Allah turun saat matahari terbenam pada malam itu ke surga yang paling rendah dan berkata: 'Apakah tidak ada orang yang akan meminta ampun kepada-Ku, sehingga Aku dapat memaafkannya? Apakah tidak ada orang yang akan meminta rezeki kepada-Ku, yang dapat Aku sediakan untuknya? Apakah tidak ada orang yang menderita masalah, sehingga saya dapat membebaskannya? ' Dan seterusnya, sampai fajar datang," (Ibn Majah )

Dalam hadits lain ia berkata, "Pada malam pertengahan Sya'ban, Allah melihat ciptaan-Nya dan mengampuni mereka semua kecuali orang musyrik dan orang yang suka bertengkar. (Ibn Majah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement