Rabu 24 Mar 2021 07:58 WIB

Netanyahu Disebut Gagal Amankan Mayoritas Kursi Parlemen

Kelompok kiri-tengah mendapat suara lebih baik, meski dianggap belum capai mayoritas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Reuven Castro/Walla Pool
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Hasil jajak pendapat menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, gagal mengamankan mayoritas parlemen yang solid dalam pemilihan Israel pada Selasa (23/3). Kondisi ini tidak membuatnya kehilangan kemenangan dengan kemungkinan kesepakatan bersama politikus sayap kanan.

Setelah kampanye yang memamerkan peluncuran vaksinasi Covid-19 Israel yang mengalahkan dunia, kelangsungan politik Netanyahu tampaknya bergantung pada mantan menteri pertahanan dan pemimpin partai sayap kanan Yamina, Naftali Bennett. Dia tidak memiliki janji untuk bergabung dengan lawannya itu, tetapi menolak merapat dengan kubu kiri-tengah.

Baca Juga

Kelompok kiri-tengah Israel, menurut jajak pendapat, membuat penampilan yang lebih baik dari yang diharapkan. Hanya saja memiliki suara kurang dari mayoritas 61 kursi di 120 anggota parlemen.

"Saya hanya akan melakukan apa yang baik untuk negara Israel," kata Bennett melalui juru bicaranya.

Jalan Netanyahu cukup berliku untuk mengamankan suara meski berhasil menjalankan program vaksinasi yang memungkinkan hampir 50 persen orang Israel menerima dua suntikan. Peluncuran vaksin yang cepat Israel memungkinkannya membuka kembali sebagian besar ekonominya sebelum pemilihan.

Netanyahu pun telah menjanjikan para pemilih dan bisnis lebih banyak tunjangan tunai dan jutaan dosis vaksin lagi. Namun, dia telah menghadapi tuduhan korupsi dalam persidangan yang sedang berlangsung, sehingga telah membebani popularitasnya, meski dia membantah melakukan kesalahan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement