Rabu 17 Mar 2021 19:13 WIB

Vaksinasi Pelayan Publik di Garut Diklaim Lancar

Meski telah memperoleh vaksin, protokol kesehatan wajib dilakukan dengan ketat

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pemkab Garut menggelar vaksinasi massal di dua titik yakni Gedung Art Center dan Sarana Olahraga (SOR) Ciateul, Sabtu (13/3).
Foto: Diskominfo Garut
Pemkab Garut menggelar vaksinasi massal di dua titik yakni Gedung Art Center dan Sarana Olahraga (SOR) Ciateul, Sabtu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Pelaksanaan vaksinasi kepada pelayan publik di Kabupaten Garut masih terus dilakukan. Pada tahap pertama vaksinasi untuk pelayan publik, sasaran yang akan mendapatkan vaksin sebanyak sekira 15 ribu orang.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengapresiasi kinerja dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut terkait pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik. Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi yang berada dibawah kendali Dinkes Garut sudah berjalan dengan baik dan bagus. 

"Masalah yang menyangkut kegiatan-kegiatan preventif, ditambah lagi dengan masalah yang berhubungan dengan vaksinasi itu sudah bagus," kata dia melalui keterangan resmi, Rabu (17/3). 

Rudy menilai, ketepatan dan kedisiplinan waktu terkait pelaksanaan vaksinasi juga berjalan lancar. Apalagi dalam pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik. Kendati vaksinasi telah menyasar sebagian kecil warga Kabupaten Garut, Bupati tetap mengimbau para penerima vaksin tetap berhati-hati. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan meski telah menjalani vaksinasi.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, vaksin untuk pelayan publik masih belum didistribusikan lagi dari pusat. Untuk pelayan publik, Kabupaten Garut baru menerima sekira 3.000 vial vaksin Sinovac yang diperuntukkan kepada sekira 15 ribu sasaran. Padahal, jumlah pelayan publik di Kabupaten Garut mencapai 172 ribu orang."Belum ada dropping lagi," katanya.

Ia mengaku tak bisa menargetkan pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik dapat selesai dilakukan. Itu semua tergantung distribusi dari Provinsi Jawa Barat. "Kalau dropping cepat, tenaga kesehatan bisa dikerahkan. Dari swasta juga siap membantu. Masalahnya kan vaksinnya," kata dia.

Saat ini, Leli mengatakan, vaksinasi untuk pelayan publik diprioritaskan di wilayah yang masuk zona merah. Bukan bararti memetingkan pelayan publik di wilayah tertentu, tapi ia menyebut, pelayan publik di wilayah zona merah lebih berisiko terpapar dan mesti didahulukan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement