Selasa 16 Mar 2021 01:01 WIB

Covid-19 Buat Perempuan Lebih Mudah Alami Gangguan Kecemasan

Kaum hawa di Inggris lebih mudah terserang gangguan kecemasan, depresi, dan kesepian.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Perempuan mudah mengalami kecemasan karena berbagai hal (ilustrasi)
Foto: Republika
Perempuan mudah mengalami kecemasan karena berbagai hal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi Covid-19 disebut lebih memberi dampak secara emosional pada perempuan. Temuan tersebut diungkap oleh Kantor Statistik Nasional Britania Raya lewat paparan data terbarunya.

Selama setahun berlangsungnya pandemi, kaum hawa di Inggris lebih mudah terserang gangguan kecemasan, depresi, dan kesepian daripada pria. Penyebabnya adalah tanggung jawab yang semakin menumpuk.

Baca Juga

Berdasarkan studi ilmiah itu, perempuan di Inggris menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dibandingkan laki-laki. Belum lagi kewajiban mengurus anak yang belajar dari rumah.

Ketika ditanya soal tingkat kecemasan, rata-rata perempuan menjawab levelnya jauh lebih tinggi dari lelaki. Kecenderungan ini sudah terlihat sebelum pandemi, tapi levelnya kian meningkat sejak Maret 2020.

Saat puncak lonjakan kasus Covid-19, kesepian menjadi faktor utama penyebab gangguan kecemasan pada perempuan. Ada lebih banyak perempuan yang merasa kesepian dibandingkan para pria di Inggris.

Baik pria maupun wanita memang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, tetapi keseimbangan pembagian tugas antara pasangan rupanya tidak tercapai dengan baik. Setidaknya, yang tercatat dalam studi.

Selama periode September sampai Oktober 2020, perempuan diketahui mengerjakan pekerjaan rumah rata-rata 2,75 jam per hari. Sementara, para pria rata-rata melakukan pekerjaan rumah satu jam 40 menit per hari.

Pada permulaan lockdown pertama, perempuan menghabiskan 55 persen waktu lebih banyak dari pasangan prianya untuk menjaga anak. Jumlah waktu itu meningkat pada musim gugur tahun lalu.

Musim semi 2020, satu dari tiga perempuan mengatakan anak yang belajar dari rumah mendampak kesejahteraan mereka secara negatif. Hanya satu dari lima pria yang mengeluhkan hal serupa.

Akan tetapi, pada bulan lalu kegiatan belajar dari rumah sama-sama mendampak kedua gender dalam tingkatan sejajar. Setengah pria maupun wanita Inggris yang sudah berkeluarga menganggapnya punya efek merusak yang cukup besar.

Padahal, sebanyak 67 persen perempuan dan 52 persen pria menerapkan home-schooling pada putra-putri mereka. Hanya itu pilihan yang ada karena sekolah ditutup akibat pandemi, dikutip dari laman BBC.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement