Kamis 11 Mar 2021 17:10 WIB

Pesawat Eropa Ungkap Awan Aneh yang Muncul di Mars

Awan aneh telah muncul berulang kali di langit Mars selama bertahun-tahun.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Awan panjang yang muncul di Mars.
Foto: ESA/GCP/UPV/EHU Bilbao
Awan panjang yang muncul di Mars.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pesawat ruang angkasa Eropa  mengungkap rahasia awan panjang aneh di Mars. Awan ini telah muncul berulang kali di langit Mars selama bertahun-tahun.

Awan memanjang Arsia Mons adalah awan es air yang panjang dan cerah yang membentang di atas permukaan Mars. Awan membentang di atas gunung berapi Arsia Mons di planet sampai ke gunung tertinggi di tata surya, gunung berapi Olympus Mons.

Baca Juga

Dilansir dari Space, Kamis (11/3), fenomena aneh ini berulang setiap tahun di sekitar titik balik matahari selatan Mars, dengan pembentukan awan dan memudar setiap hari selama 80 hari atau lebih pada suatu waktu di Mars.

Meski awan bukanlah kehadiran baru, sulit untuk mengamati secara keseluruhan karena perubahan atmosfer Mars dan kesulitan mengamati dari orbit. Namun, pengorbit Mars Express milik Badan Antariksa Eropa telah berhasil melihat secara mendalam awan aneh tersebut menggunakan alat khusus yakni Visual Monitoring Camera (VMC), atau Mars Webcam.

Dalam sebuah studi baru, para astronom yang menggunakan data ini mengumpulkan detail baru tentang awan panjang. Ilmuwan mengumpulkan data termasuk seberapa besar awan itu sebenarnya dan detail dinamika rumit yang berperan dalam sistem iklim di sekitarnya.

VMC awalnya dipasang untuk melihat pendarat Beagle 2 yang dinyatakan hilang dan dispekulasikan telah jatuh.

“Namun, baru-baru ini, VMC telah direklasifikasi sebagai kamera untuk sains,” kata astronom di University of the Basque Country di Spanyol dan penulis utama studi baru tentang awan ini, Jorge Hernandez Bernal.

“Mengubah tujuan VMC telah berhasil memungkinkan kami untuk memahami awan sementara ini dengan cara yang tidak akan mungkin terjadi,” kata ilmuwan proyek Mars Express ESA Dmitrij Titov tentang VMC dalam pernyataan yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement