Ahad 21 Feb 2021 23:31 WIB

Positif Covid-19 di Sulbar Meningkat Dua Kali Lipat

Dinkes Sulbar laporkan terjadi peningkatan dua kali lipat positif Covid-19 usai gempa

Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat saat tiba di Landasan Udara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/1/2021). Tes cepat atau rapid tes antigen tersebut dilakukan kepada 54 warga pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat asal Jawa Tengah untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA
Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat saat tiba di Landasan Udara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/1/2021). Tes cepat atau rapid tes antigen tersebut dilakukan kepada 54 warga pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat asal Jawa Tengah untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi Sulawesi Barat meningkat dua lipat setelah gempa berkekuatan 6,2 magnitudo terjadi 15 Januari 2021.

"Peningkatan kasus positif COVID-19 di Sulbar setelah gempa, naik dua kali lipat berdasarkan data dari Dinkes Sulbar," kata juru Bicara Satgas Penanganan Covid 19 Sulbar, Safaruddin DM, yang juga kepala Dinas Kominfo Sulbar, di Mamuju, Ahad (21/2).

Ia mengatakan, pasien positif COVIDdi Sulbarpada 6 Januari 2021 mencapai 2.020 orang, namun setelah gempa, pasien Covid-19 meningkat dua kali lipat menjadi 4.701 orang.

"Bahkan pada 19 Februari 2021 jumlahnya sudah mencapai 5.042 orang yang terpapar corona," ujarnya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Didi Asran, meminta masyarakattetap disiplin menerapkan protokol kesehatan di daerah pengungsian terkait peningkatanCOVID-19 tersebut.

"Masyarakat kurang disiplin menjaga protokol kesehatan di pengungsian sehingga positif COVID-19 bertambah. Perlu peduli dan waspada dengan resiko tertular Covid-19,"imbaunya.

Ia mengatakan, tenaga kesehatan akan terus memantau dan mengantisipasi perkembangan penyebaran COVID-19 melalui pola yang biasa disebut dengan 3 T yakni penelurusuran kontak erat dan treatmen atau tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19.

"Bencana gempa ini memang memberi dampak yang luar biasa, tetapi kita harus tetap peduli dengan protokol kesehatan dan seharusnya harus lebih waspada lagi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement