Kamis 18 Feb 2021 23:56 WIB

Ekonomi DKI Kontraksi, Anies Fokus Pulihkan Sektor Kesehatan

Ekonomi Jakarta pada akhir 2020 mengalami kontraksi minus 2,14 persen.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan data kontraksi atau penurunan ekonomi Ibu Kota pada akhir 2020 sebesar 2,14 persen sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), perlu digarisbawahi penyebabnya. Penyebabnya, menurut Anies, bukan karena salah hitung atau investasi.

"Jadi yang perlu digarisbawahi penyebabnya. Apa penyebabnya? Yakni interaksi berkurang, kegiatan transaksi menurun. Jadi, penyebabnya bukan karena salah hitung, bukan karena investasi," ujar Anies di Jakarta, Kamis (18/2).

Baca Juga

Anies menyebut situasi pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih berlangsung jadi penyebab kontraksi ekonomi karena kegiatan transaksi jual beli antarwarga menjadi menurun. roda perekonomian Ibu Kota pun mandek.

Kendati demikian, Anies menyatakan pihaknya belum mau fokus mengatasi masalah perekonomian sebelum yang saat ini menjadi prioritas yakni penanganan pandemi Covid-19 tuntas.

"Supaya interaksi bertambah, warganya harus sehat. Mengembalikan kondisi ekonomi harus dimulai mengembalikan kondisi kesehatan," ucapnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai perekonomian akan kembali stabil seiring dengan tertanganinya pandemi dan sudah bisanya masyarakat beraktivitas seperti biasa. Sehingga, kegiatan transaksi akan berangsur-angsur pulih.

"Dengan transaksi berjalan kembali, semua kegiatan yang memberikan nilai tambah bisa berjalan baik, begitu ada nilai tambah maka menghasilkan pertumbuhan ekonomi," tutur Anies.

Sebelumnya, BPS juga menyebut perekonomian Jakarta masih menunjukkan tren positif mengingat pada kuartal III, perekonomian Ibu Kota minus 3,83 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement