Jumat 12 Feb 2021 16:47 WIB

UI Buka Prodi S2 Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota

Program PWK FTUI merujuk MIT, UC-Berkeley, University of Illinois, hingga Harvard.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Erik Purnama Putra
Fakultas Teknik Universitas Indonesia membuka Program Studi Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota pada tahun akademik 2021/2022.
Foto: Dok UI
Fakultas Teknik Universitas Indonesia membuka Program Studi Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota pada tahun akademik 2021/2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Program Studi (Prodi) Magister Multidisiplin Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) merupakan jurusan baru dari tiga program magister baru yang dibuka di FTUI pada tahun akademik 2021/2022.

PWK FTUI berorientasi pada perencanaan berbasis kemajuan teknologi perkotaan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat berbasis kota cerdas (people-oriented and smart city for all) serta berkelanjutan (sustainable development).

Magister Multidisiplin PWK FTUI menekankan pada interdisiplin pengembangan standar

perencanaan perkotaan yang ramah lingkungan (eco-friendly), kota sehat (healthy resilience), dan berbudaya. Dekan FTUI, Hendri DS Budiono, menuturkan, struktur mata kuliah di program PWK FTUI dikembangkan dari berbagai rujukan universitas unggul.

Rujukan FTUI, yaitu Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of California at Berkeley (UC-Berkeley), University of Illinois at Urbana-Champaign (UIUC), dan Harvard University (HU). Menurut Hendri, setiap tahun, terdapat sebanyak 1.300 magister perencanaan kota dari 22 universitas di Indonesia yang menyediakan program studi tersebut.

"Kebutuhan tenaga ahli perencana kota di Indonesia kurang lebih sebanyak 5.200 orang, sehingga Indonesia sekarang membutuhkan tenaga ahli yang kompeten untuk memenuhi target sumber daya manusia regional untuk target pemerataan pembangunan," kata Hendri di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (11/2).

Menurut Hendri, target pembangunan dan perencanaan kota yang dicanangkan pemerintah cukup tinggi. Dia merujuk program pemerintah, seperti 100 Kota Pintar dan Kotaku (Kota tanpa Kumuh).

Tentu saja program itu tidak hanya menuntut ahli tenaga perencana kota dalam jumlah besar, tapi juga ahli tenaga perencana kota yang multidisipliner dalam menjawab berbagai imbas dari proyek pembangunan dan perencanaan kota.

"Bila hal ini tidak diantisipasi, maka Indonesia akan kesulitan menghadapi tantangan-tantangan di sektor Perencanaan Wilayah dan Kota menyusul tingginya pertumbuhan kebutuhan kota dan transisi dari kehidupan di desa ke kota," kata Hendri.

Ketua Prodi Magister Multidisiplin PWK FTUI, Ova Candra Dewi, menjelaskan, keunggulan lulusan PWK FTUI terletak pada fleksibilitas yang dimiliki. Lulusan program ini nantinya menjadi tenaga profesional yang mampu menghasilkan perencanaan kota yang memenuhi syarat secara substantif, teknis, dan administratif.

Tentu saja magister yang dihasilkan dalam membuat kebijakan juga mempertimbangkan dampak dari intervensi pada skala kota dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan keamanan dari waktu ke waktu. Ova menyebut, kebanyakan universitas di luar negeri menyelenggarakan program sejenis selama minimal dua tahun dan berorientasi pada lulusan yang berlisensi profesional.

"Di Indonesia, prodi PWK didirikan untuk memenuhi standar yang diterapkan oleh Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia. Akreditasi program mengacu pada Instrumen Akreditasi Prorgam Studi (IASP) 4.0 yang dicanangan Kemenristekdikti," jelas Ova.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement