Rabu 10 Feb 2021 22:07 WIB

Tim WHO di Wuhan: COVID-19 Berasal dari Hewan

Tim WHO di Wuhan: COVID-19 Berasal dari Hewan, Kelalawar?

Red:
Tim WHO di Wuhan: COVID-19 Berasal dari Hewan
Tim WHO di Wuhan: COVID-19 Berasal dari Hewan

Tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan virus yang mirip dengan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ditemukan pada banyak hewan. Namun belum ditemukan bukti penularan langsung ke manusia.

  • Tim investigasi WHO telah merampungkan penyelidikan mengenai asal-usul pandemi COVID-19 di Wuhan
  • Tim yang didampingi panel pakar dari China tidak menemukan bukti penularan langsung dari hewan ke manusia
  • Pemerintah Australia menyatakan tidak kaget dengan kesimpulan namun menunggu laporan tertulis dari WHO

 

Baca Juga

Tim WHO yang didampingi tim pakar dari China telah merampungkan penyelidikan mereka pekan ini mengenai asal-usul COVID-19 yang dipusatkan di Wuhan.

Dalam keterangan pers bersama hari Selasa (9/02/2021), tim ini mengumumkan telah mengumpulkan informasi baru, namun tidak banyak mengubah gambaran awal mengenai asal-usul pandemi ini.

Pakar virus dalam tim WHO Peter Ben Embarek menjelaskan, upaya mengidentifikasi asal-usul virus corona mengarah ke kelelawar pembawa virus, namun kecil kemungkinan kelelawar ini berada di Wuhan.

Ketua panel COVID-19 China, Dr Liang Wannian, dalam kesempatan yang sama menjelaskan pihaknya yakin COVID-19 berasal dari penularan zoonosis, yaitu dari hewan ke manusia, yang kemudian berevolusi.

Namun Dr Liang menambahkan hewan pembawa virus tersebut hingga kini belum dapat diidentifikasi.

 

Bukan berasal dari kebocoran laboratorium di China

Gambaran awal asal-usul COVID-19 menyebutkan kelelawar dan trenggiling sebagai hewan yang kemungkinan besar menjadi pembawa virus corona karena faktor kesamaan urutan genetik yang tinggi.

Menurut Dr Liang, tim investigasi tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa virus corona dari kedua hewan ini memiliki hubungan langsung dengan COVID-19.

"Virus corona yang secara genetik terkait dengan SARS-CoV-2 telah diidentifikasi pada hewan yang berbeda termasuk kuda, kelelawar dan trenggiling," katanya.

"Namun pengambilan sampel kelelawar di Provinsi Hubei, gagal menemukan bukti SARS-CoV-2 pada virus asli. Pengambilan sampel satwa liar di berbagai tempat di China sejauh ini juga tak berhasil mengidentifikasi keberadaan SARS-CoV-2," jelasnya.

Menurut Peter Ben Embarek virus corona ini tidak berasal dari kebocoran laboratorium di China.

Dia mengatakan kemungkinan besar virus corona itu menular ke manusia melalui spesies perantara dan kelelawar merupakan sumbernya.

Sementara mengenai penularan virus melalui makanan beku, kata Peter, masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

China selama ini membantah kemungkinan kebocoran virus dari laboratorium mereka dan bahkan mengajukan teori yang tidak terbukti bahwa virus itu berasal dari tempat lain sebelum masuk ke Wuhan, misalnya melalui kemasan makanan beku impor.

 

Diperkirakan virus beredar lebih awal

Menurut Peter Embarek, tim WHO telah mengungkap informasi baru tetapi tidak mengubah gambaran mereka secara dramatis.

"Jalur yang mungkin dilalui dari hewan pembawa virus sampai ke pasar Huanan bisa memakan waktu yang sangat panjang dan berbelit-belit serta melibatkan pergerakan lintas perbatasan negara," katanya.

Ia menyebutkan upaya mengidentifikasi asal-usul virus corona menunjuk ke kelelawar sebagai hewan pembawa, tetapi kecil kemungkinannya hewan ini berada di Wuhan.

Tim WHO juga mencari sampel darah warga China yang dapat menunjukkan bahwa virus itu beredar lebih awal dari yang diperkirakan.

"Dalam upaya memahami gambaran mengenai awal penularan pada Desember 2019, kami melakukan pencarian yang sangat detail dan mendalam untuk kasus-kasus lain sebelumnya pada 2019," katanya.

"Dan kesimpulannya, kami tidak menemukan bukti adanya wabah besar yang mungkin terkait dengan COVID-19 sebelum Desember 2019 di Wuhan atau di tempat lainnya," jelas Peter Embarek lagi.

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement