Senin 08 Feb 2021 17:21 WIB

Genangan Banjir di Pantura Indramayu Makin Meluas

Kendaraan dari dua arah harus berjalan melambat saat melewati genangan tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan akibat banjir, di jalur Pantura Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (8/2/2021). Tingginya intensitas hujan dan luapan air sungai mengakibatkan jalur pantura Losarang terendam banjir dan membuat kemacetan sepanjang dua kilometer dari arah Jakarta maupun dari arah Jawa Tengah.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan akibat banjir, di jalur Pantura Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (8/2/2021). Tingginya intensitas hujan dan luapan air sungai mengakibatkan jalur pantura Losarang terendam banjir dan membuat kemacetan sepanjang dua kilometer dari arah Jakarta maupun dari arah Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang merendam jalur pantura Indramayu, tepatnya di Kecamatan Losarang, semakin meluas, Senin (8/2) sore. Kendaraan dari kedua arah harus berjalan melambat saat melewati genangan tersebut.

Genangan banjir terlihat di jalur pantura Desa Krimun, Desa Puntang, mulai pertigaan Jangga sampai jembatan di dekat RS Bhayangkara, sepanjang kurang lebih satu kilometer. Padahal, saat pagi hari, jalur pantura yang terendam banjir hanya sekitar 50 meter.

Baca Juga

"Ketinggian air di jalur pantura ini sekitar 40 cm," kata seorang pengguna kendaraan yang sedang melintas menuju arah Jakarta, Sadam, kepada Republika.co.id

Sadam mengatakan, kendaraan terpaksa harus berjalan melambat. Namun, banyak juga kendaraan yang memilih memutar lewat jalan alternatif yang tidak terendam banjir. Sementara itu, warga di sejumlah desa di sepanjang jalur pantura Losarang terlihat mengungsi di Yayasan dan Masjid Dai Annur Desa Krimun. 

Di lokasi itu terdapat sekitar 500 warga yang mengungsi karena rumah mereka terendam dengan ketinggian satu hingga 1,5 meter. Lokasi pengungsian juga terlihat di Masjid Desa Krimun. Di masjid itu juga terdapat ratusan warga yang mengungsi. Selain karena banjir, listrik di desa mereka juga dipadamkan untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement