Jumat 05 Feb 2021 12:12 WIB

Kuartal IV 2020, Konsumsi Masyarakat Anjlok 3,61 Persen

Kontraksi pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercermin dari berbagai indikator.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Calon pembeli berbelanja di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/2). Konsumsi rumah tangga yang menyumbang separuh dari pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi pengeluaran masih mengalami tekanan. Tercatat, konsumsi rumah tangga anjlok 3,61 persen sepanjang kuartal IV 2020.
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Calon pembeli berbelanja di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/2). Konsumsi rumah tangga yang menyumbang separuh dari pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi pengeluaran masih mengalami tekanan. Tercatat, konsumsi rumah tangga anjlok 3,61 persen sepanjang kuartal IV 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi rumah tangga yang menyumbang separuh dari pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi pengeluaran masih mengalami tekanan. Tercatat, konsumsi rumah tangga anjlok 3,61 persen sepanjang kuartal IV 2020.

Meski anjlok, Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, angka tersebut masih lebih baik dari kuartal sebelumnya. Pada kuartal II 2020, konsumsi rumah tangga turun cukup dalam hingga minus 5,52 persen dari posisi kuartal I 2020 yang masih 2,83 persen.

Selanjutnya pada kuartal III 2020, konsumsi tercatat minus 4,05 persen dan mengalami sedikit perbaikan pada kuartal IV 2020.

Diketahui, konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Sumbangannya mencapai 90,26 persen. Oleh karena itu, dua sektor tersebut memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kontraksi pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini tercermin dari berbagai indikator seperti penjualan eceran yang terkontraksi cukup dalam," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/2).

Suhariyanto mengatakan, penjualan mengalami kontraksi pada seluruh kelompok pengeluaran Seperti makanan, minuman, tembakau, sandang, suku cadang dan aksesoris, bahan bakar kendaraan, alat informasi dan telekomunikasi, hingga barang budaya dan rekreasi.

Selain itu, penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor juga mengalami penurunan. Jumlah penumpang angkutan laut, rel, dan udara juga turun karena pembatasan aktivitas selama pandemi.

"Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit juga terkontraksi," ujarnya.

Adapun berdasarkan komponen, ada konsumsi rumah tangga hanya ada dua komponen yang masih tumbuh positif. Yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 0,71 persen serta kesehatan dan pendidikan 0,64 persen.

"Ini masih menunjukkan lemahnya permintaan dan konsumen juga mengalami penurunan pendapatan karena pandemi. Kita masih perlu kerja keras agar lebih baik lagi dan mengarah pada pertumbuhan positif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement