Kamis 04 Feb 2021 12:22 WIB

Berapa Menit Durasi yang Disarankan untuk Sikat Gigi?

Untuk flossing disarankan lakukan satu hari sekali.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Sikat gigi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Sikat gigi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kunci utama dalam menjaga kebersihan gigi adalah dengan menyikat gigi secara rutin. Kebiasaan ini dapat membuat gigi tampak lebih cerah dan terhindar dari gigi berlubang.

Menurut American Dental Association atau Asosiasi Dental Amerika (ADA), sikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari dengan sikat gigi yang lembut. Waktu ideal untuk menyikat gigi adalah pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

Untuk dampak yang optimal, lakukan sikat gigi dengan durasi minimal dua menit. Pastikan sikat gigi mencakup seluruh bagian gigi.

Seperti dilansir di laman Healthline, Kamis (4/2), hal yang tak kalah penting dalam menjaga kebersihan gigi adalah melakukan flossingFlossing gigi dapat membantu menghilangkan sisa makanan di sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

Flossing sebaiknya dilakukan setidaknya satu hari sekali. Bila melewati tahap ini, sisa makanan yang tidak dibersihkan dapat mengundang bakteri dan menyebabkan masalah gigi berlubang atau masalah lainnya.

Menjaga kebersihan gigi sebaiknya sudah dibiasakan sejak masa kanak-kanak. Ketika gigi anak sudah mulai tumbuh, orang tua perlu membantu membersihkan gigi tersebut dengan pembersih gigi yang sesuai dengan usia anak.

Anak berusia 3-6 tahun sudah mulai bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Pada usia ini, orang tua sebaiknya tetap membantu dan memberikan pendampingan saat anak menyikat gigi agar mereka tidak menelan pasta gigi.

Melewatkan waktu sikat gigi sesekali mungkin tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Akan tetapi, terus menerus melewatkan waktu sikat gigi di pagi dan malam hari dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan gigi beserta komplikasinya.

Masalah paling umum yang terjadi akibat tidak menyikat gigi secara rutin adalah penumpukan plak. Bakteri di dalam plak dapat merusak kesehatan gigi dan menyebabkan gigi berlubang.

Bila plak ini terus-menerus ada, risiko terjadinya gingivitis pun akan meningkat. Gingivitis menyebabkan inflamasi pada gusi dan membuat gusi terasa sakit dan mudah berdarah.

Gingivitis yang memburuk dapat menyebabkan periodontitis. Menurut Centers for Disease Contrl and Prevention, periodontitis dapat menyebabkan gusi tertarik ke atas dari gigi. Kondisi ini dapat menyebabkan gigi menjadi lebih mudah untuk copot.

Selain masalah kesehatan gigi dan mulut, kebersihan gigi yang tidak terjaga juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Studi berskala besar pada 2019 menunjukkan bahwa kebersihan gigi yang terjaga baik dapat menurunkan risiko terjadinya fibrilasi atrium dan gagal jantung.

Office of Disease Prevention and Health Promotion juga mengungkapkan bahwa kesehatan gigi dan mulut yang buruk bisa berdampak buruk pada ibu hamil. Kondisi ini berkaitan dengan kejadian kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Upayakan untuk memeriksakan dan membersihkan gigi ke dokter setiap enam bulan sekali. Kebiasaan ini dapat membantu meningkatkan kebersihan gigi secara umum dan menurunkan risiko-risiko penyakit yang berkaitan dengan buruknya kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement