Jumat 22 Jan 2021 13:04 WIB

Penjualan Mobil 2021 Diprediksi Capai 750 Ribu Unit

Tahun 2020, penjualan mobil baru ditutup di angka 532.027 unit.

Pengunjung melihat mobil Nissan dan Datsun di diler PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (MPM Auto) Nissan-Datsun di Alam Sutra, Tanggerang, Banten, Senin (28/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat mobil Nissan dan Datsun di diler PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (MPM Auto) Nissan-Datsun di Alam Sutra, Tanggerang, Banten, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun telah berganti, namun pandemi masih belum usai dan sepenuhnya terkendali. Situasi yang masih belum pasti ini menggugah pertanyaan apakah industri otomotif akan memiliki tren preferensi yang berubah dan masih bisa menjadi salah satu pemberi kontribusi terbesar bagi perekonomian Tanah Air di tahun 2021.

Menilik ke belakang, pasar otomotif Indonesia pada 2020 ditutup dengan angka penjualan wholesales untuk mobil baru sebanyak 532.027 unit dan retail sales 578.327 unit. Angka penjualan wholesales itu menurun 48,3 persen jika dibandingkan tahun 2019 saat Indonesia berhasil membukukan penjualan 1.030.126 unit mobil.

Baca Juga

Kendati demikian, penjualan tahun ini dianggap telah memenuhi target Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang telah direvisi menjadi 525 ribu unit mobil.  COVID-19 yang menyerang seluruh lini bisnis, termasuk otomotif.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto mengatakan, pihaknya memiliki prediksi dan target bahwa di tahun 2021, penjualan mobil di Indonesia bisa mencapai angka 750 ribu unit. Rasa optimisme ini pun bukan tanpa alasan.

"Kita optimis di tahun 2021 (akan kian membaik) karena pemerintah sudah mencanangkan pertumbuhan ekonomi positif antara 3 hingga 5 persen. Kalau memang demikian, kita berharap ini bisa kembali ke 750 ribu dulu," kata Jongkie.

Bank Indonesia telah memprediksi pada 2021 ekonomi Indonesia meningkat menjadi 4,8-5,8 persen. Artinya, di triwulan tiga dan empat diprediksi penjualan kendaraan bermotor akan mulai memasuki fase normalnya kembali, apalagi jika benar bisa menembus pertumbuhan ekonomi diatas 5,6 persen. Saat itu lah, bisnis kendaraan bermotor menjadi semakin menarik.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement