Jumat 15 Jan 2021 16:33 WIB

Gempa Sulbar, BNPB Catat Korban Meninggal Sementara 34 Orang

BNPB belum mencatat angka korban luka-luka lantaran masih proses evakuasi.

Rep: Bambang Noroyono / Red: Ratna Puspita
Petugas mengamati bangunan RS Mitra Manakarra yang roboh pascagempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Petugas mengamati bangunan RS Mitra Manakarra yang roboh pascagempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban jiwa akibat gempa 6,2 skala Richter (SR) di Sulawesi Barat terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Jumat (15/1) sore mencatatkan angka korban jiwa sebanyak 34 orang.

Sementara, jumlah korban jiwa tersebut dengan rincian 26 orang yang meninggal di Kabupaten Mamuju. “Delapan warga lainnya meninggal dunia di Kabupaten Majene,” kata Kepala Pusat Data dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Jumat (15/1).

Baca Juga

BNPB belum mencatat angka korban luka-luka lantaran masih proses evakuasi dan penyelamatan. Berdasarkan laporan sementara dari Pusat Pengendali Operasi BNPB, sebaran warga yang mengungsi terdapat di 10 titik di Majene dan lima titik di Mamuju.

Ribuan warga di Majene mengungsi ke 10 desa. Yakni, Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, dan Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua. Warga yang berada di Kabupaten Mamuju, konsentrasi pengungsian ada di lima titik yang berada di Kecamatan Mamuju, dan Kecamatan Simboro.

BNPB mengatakan, kendala pengungsian dan aktivitas darurat di lokasi bencana saat ini terkait jaringan komunikasi dan sumber daya penerangan. “Sampai saat ini, jaringan listrik juga masih padam dan komunikasi seluler tidak stabil di dua kabupaten tersebut,” kata Jati.

Terkait perbantuan dan logistik, BNPB terus melakukan pengiriman. Jati mengatakan, paket bantuan panganan dan asupan gizi sebanyak 2.000 boks, sudah didistribusikan ke lokasi pengungsian. Sebanyak 2.000 boks makanan siap santap sudah distribusikan, termasuk 1.000 boks paket lauk pauk, dan 700 boks mi instan sagu. 

Untuk kebutuhan pengungsian, BNPB juga sudah mendistribusikan delapan tenda isolasi serta 10 tenda pengungsian dan 700 selimut juga 200 unit velbed. Adapun kebutuhan bayi, BNPB mendistribusikan 500 boks perlengkapan. Termasuk untuk kebutuhan pencegahan penyakit dengan pendistribusian 500 ribu boks masker. 

Soal kebutuhan penerangan di lokasi bencana, BPNP menyediakan lima unit light tower yang turut disertakan bersama 30 unit generator listrik 5 kVA. Jati menambahkan, pada Jumat (15/1) pagi Kepala BNPN Letjen Doni Monardo bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini sudah terbang dari Jakarta menuju Sulawesi Barat ke lokasi bencana untuk peninjauan langsung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement