Ahad 10 Jan 2021 10:28 WIB

Bujukan Sayyidina Umar kepada Nabi Agar Dakwah Terbuka

Islamnya Sayyidina Umar mengundang keikutsertaan sekian banyak pemeluk Islam baru

Rep: Imas Damayanti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sampul depan buku Sang Legenda Umar bin Khattab.
Foto: buku.tokobagus.com
Sampul depan buku Sang Legenda Umar bin Khattab.

REPUBLIKA.CO.ID, Sayyidina Umar bin Khattab memiliki karisma sebagai seorang yang tegas. Sikapnya ini bahkan dikenal jauh sebelum Amirul Mukminin memeluk Islam. Maka ketika ia memeluk Islam, dia membujuk Nabi untuk dakwah terbuka sebab ia meyakini bahwa Islam merupakan ajaran yang baik dan benar berasal dari Allah SWT.

Pakar Ilmu Tafsir, Prof Quraish Shihab, dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan,  Islamnya Sayyidina Umar mengundang keikutsertaan sekian banyak pemeluk Islam baru. Sehingga hal ini semakin membuat kaum Quraisy kebakaran jenggot. Apalagi setelah keislaman mereka efek Islamnya Sayyidina Umar, kaum Muslim telah lebih berani melaksanakan shalat di Ka’bah.

Sayyidina Umar pun bertanya kepada Nabi: “Bukankah kita dalam kebenaran, baik kita hidup maupun kita mati?”. Nabi pun menjawab: “Benar. Kalian dalam kebenaran, baik mati ataupun hidup,”.

Mendengar hal itu, Sayyidina Umar bertanya lagi: “Jika demikian, mengapa kita bersembunyi? Mengapa kita menyembunyikan agama kita padahal kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan?” Nabi pun menjawab lagi: “Kita masih sedikit, engkau lihat sendiri bagaimana kita (umat Islam) diperlakukan.”

Kemudian Sayyidina Umar menjawab: “Demi Allah yang mengutusmu, tidak ada satu tempat yang aku pernah duduki di sana dalam kekufuran, kecuali aku akan duduk lagi di sana dalam keimanan,”.

Maka atas desakan Sayyidina Umar, Nabi Muhammad dan kaum Muslimin keluar menuju Masjid Al-Haram dalam dua barisan. Satu barisan di barisan Sayyidina Umar, dan barisan kedua di barisan Hamzah. Ketika mereka memasuki Masjid Al-Haram, kaum musyrikin terperanjat dan sangat bersedih melihat dua orang tokoh yang disegani itu masuk Islam.

Di Masjid Al-Haram itu jugalah, Nabi Muhammad SAW memberikan gelar Al-Faruq kepada Sayyidina Umar karena sikapnya. Yakni yang mampu memisahkan (membedakan) antara yang hak dengan yang batil. Kala itu, usia Sayyidina Umar diperkirakan baru menginjak 26 tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement