Sabtu 09 Jan 2021 18:22 WIB

Dubes AS: Aksi Massa di Capitol Ujian Bagi Demokrasi

Ratusan pendukung Trump merangsek masuk ke dalam Gedung Capitol.

Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Kim melalui pernyataan sikapnya yang diterbitkan oleh laman resmi Kedutaan AS di Jakarta, Jumat (8/1) mengatakan aksi massa yang berujung kerusuhan di Gedung Kongres, Capitol, merupakan ujian bagi sistem demokrasi di AS. Dubes Kim sebagaimana dikutip dari laman kedutaan, Sabtu (9/1), mengatakan, insiden itu jadi pengingat bahwa "bekerja untuk demokrasi tidak pernah usai."

Ratusan pendukung Trump merangsek masuk ke dalam Gedung Capitol di Washington demi menghalangi Kongres mengesahkan hasil pemilihan presiden AS pada 3 November 2020. Massa berhasil merobohkan barikade yang dipasang petugas dan masuk ke dalam. Namun selang tiga jam, kepolisian setempat menyatakan Gedung Capitol telah aman dan perusuh telah ditangkap.

Baca Juga

"Peristiwa meresahkan yang terjadi di Gedung Capitol AS minggu ini menjadi pengingat bahwa walaupun kemerdekaan berbicara dan berkumpul adalah komponen penting dalam sebuah demokrasi yang dinamis, namun pelanggaran hukum dan aksi kerusuhan tidak pernah dapat diterima," kata Dubes Kim menegaskan.

Ia lanjut menjelaskan demokrasi di AS telah diuji di masa lalu dan akan terus menghadapi banyak tantangan di masa mendatang. "Pengalaman ini akan membuat kita semakin kuat seiring upaya kita menyempurnakan persatuan dan demokrasi kita," kata Dubes Kim.

Ia juga mengatakan masyarakat AS juga memiliki semboyan persatuan yang mirip dengan "Bhineka Tunggal Eka" di Indonesia. "Ketika para anggota dewan legislatif pergi meninggalkan Gedung Capitol setelah menuntaskan proses konstitusional untuk mengesahkan hasil pilpres kita, mereka melangkah pergi melintasi sebuah lukisan dinding di langit-langit kubah Gedung Capitol AS yang menyandang kata-kata E Pluribus Unum. Hal ini jadi pengingat bagi kita dan masyarakat Indonesia di penjuru Nusantara bahwa moto yang mereka kenal, Bhineka Tunggal Ika, bukan sekadar moto, tetapi sebuah seruan untuk bertindakbagi mereka yang ingin membuat negaranya menjadi lebih baik," jelas Dubes Kim.

Dalam kesempatan itu, kepala kantor perwakilan AS di Indonesia itu juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia atas persahabatan dan dukungan terhadap Amerika Serikat. "Saya berterima kasih atas kata-kata dukungan yang diberikan oleh para sahabat di Indonesia yang menegaskan kembali keyakinan mereka terhadap institusi kita yang demokratis," sebut Dubes Kim lewat pernyataan tertulisnya.

Beberapa jam setelah Gedung Capitol diamankan oleh petugas, Kongres tetap mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat, Kamis (7/1). Gedung Putih juga mengeluarkan pernyataan resmi dari Presiden Donald Trump yang mengatakan ia berjanji akan mendukung "transisi yang tertib" pada 20 Januari saat Biden akan dilantik sebagai presiden.

Akibat kerusuhan itu, empat warga sipil tewas dan satu polisi meninggal dunia setelah mengalami luka parah. Kepolisian setempat mengatakan pihaknya telah menangkap lebih dari 50 orang untuk dimintai keterangan atas kejadian tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement