Sabtu 09 Jan 2021 12:28 WIB

Brasil: Tingkat Kemanjuran Vaksin Sinovac China 78 Persen

Brasil mengatakan uji coba tidak menemukan kasus COVID-19 yang menjadi parah

Red:
Dr.Gustavo Romero, dari Rumah Sakit Universitas Brasilia
Foto: AP/Eraldo Peres
Dr.Gustavo Romero, dari Rumah Sakit Universitas Brasilia

Vaksin virus corona buatan China yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China telah dinyatakan 78 persen efektif dalam uji coba tahap akhir di Brasil.

Para peneliti mengatakan uji coba tersebut juga tidak menemukan kasus COVID-19 yang menjadi parah, meskipun rincian data masih kurang sehingga ada seruan agar lebih transparan.

Direktur Butantan, pusat biomedis Brasil yang juga mitra penelitian dan produksi Sinovac, mengatakan hasil uji coba telah diserahkan ke regulator kesehatan Anvisa sebagai bagian dari permintaan penggunaan darurat vaksin.

"Mendapatkan data dan menganalisisnya akan dilakukan Anvisa," kata Cristina Bonorino, yang juga komite ilmiah Masyarakat Imunologi Brasil.

"Jika [hasil] itu juga yang akan mereka katakan, akan jadi hasil yang luar biasa," tambahnya.

Brasil dan Indonesia, yang masing-masing memiliki kasus COVID-19 terbanyak di Amerika Latin dan Asia Tenggara, sedang bersiap untuk meluncurkan vaksin yang disebut CoronaVac, bulan ini.

Presiden Joko Widodo dan para menteri Kabinet Indonesia Maju akan disuntik vaksin Covid-19 pada Rabu pekan depan (13/01) menggunakan vaksin buatan Sinovac, namun Wakil Presiden tidak akan ikut vaksinasi tahap awal ini.

Pemerintah Indonesia mengatakan fase pertama vaksinasi akan dilakukan dari Januari hingga April 2021 dengan memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta pegawai negeri sipil di 34 provinsi.

Berbeda dengan negara lain yang memprioritaskan vaksinasi pada kelompok lanjut usia, prioritas penerima vaksin virus corona di Indonesia adalah kelompok usia produktif, yakni 18-59 tahun.

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement