Selasa 05 Jan 2021 20:52 WIB

DKK Solo Bentuk Tim KIPI Antisipasi Gejala Setelah Vaksinasi

DKK mengadakan pengecekan kesiapan puskesmas pada Selasa (5/1).

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Vaksinasi
Foto: Istimewa
Vaksinasi

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo membentuk tim KIPI (Kejadian Ikutan Pascaimunisasi) sebagai antisipasi gejala ikutan setelah vaksinasi Covid-19. DKK Solo bakal melaksanakan vaksinasi Covid-19 tahap pertama mulai 14 Januari 2021.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, menjelaskan, teknis setelah disuntik vaksin yakni istirahat 30 menit. Hal itu untuk mengantisipasi seandainya terjadi gejala ikutan. "Tapi kami tidak berharap adanya gejala ikutan, makanya salah satu langkah kami adalah membentuk tim KIPI di tingkat kota," kata Siti kepada wartawan, Selasa (5/1).

Siti menerangkan, gejala ikutan tersebut bisa berupa gatal, mual, bisul, pingsan, alergi, dan sebagainya. Dengan adanya Tim KIPI, maka seandainya terpaksa ada kejadian tersebut bisa segera ditangani.

DKK akan membuat daftar penanggung jawab dan konsultan di setiap faskes saat pelaksanaan vaksinasi. Penyimpanan vaksin juga sudah dipersiapkan. DKK punya instalasi farmasi yang ada di Kecamatan Laweyan untuk menyimpan vaksin tersebut.

Saat ini persiapan vaksinasi sudah progres semua, mulai dari pendataan, penyiapan fasilitas kesehatan (faskes), pelatihan vaksinator dan sosiaslisasi lintas sektoral. Kemudian, DKK mengadakan pengecekan kesiapan puskesmas pada Selasa (5/1). DKK juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi terkait rumah sakit yang diusulkan sebagai faskes pelaksana imunisasi Covid-19. DKK juga sudah berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan terkait primary care yang nanti akan dipakai dalam sistem imunisasi tersebut.

"Tahap pertama ini kan baru tenaga kesehatan (nakes). Kami memastikan seluruh nakes dan pendukungnya ini menjadi sasaran imunisasi tahap pertama," jelasnya.

Siti menyebut, berdasarkan data Sistem Informasi SDM Kesehatan DKK, di Kota Solo ada 12.239 nakes. Namun, para nakes masih perlu melalui tahapan penyaringan (screening) untuk mengetahui apakah terdapat kontraindikasi.

Para nakes akan mendapatkan SMS blast untuk registrasi. Setelah registrasi dan memasukkan screening-nya maka sistem akan mengirimkan pesan seperti tiket yang akan dibawa saat vaksinasi.

"Jadi kami berusaha memasukkan seluruh nakes dan pendukungnya, tidak hanya di rumah sakit, teman-temab di puskesmas, klinik, dokter praktek, bidan praktek, ini justru malah terpapar pada orang-orang yang asimtomatik. Kami berharap semua memanfaatkan kesempatan yang baik ini," ucap Siti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement