Kamis 31 Dec 2020 22:14 WIB

Menhub Ingin Semua Terminal Tiru Transaksi Tiket Pulogebang

Pembelian tiket di Terminal Pulogebang sudah secara elektronik

Calon penumpang yang akan berpergian menggunakan Bus AKAP (antar kota antar provinsi) bersiap untuk diperiksa dokumennya di Terminal Pulogebang, Jakarta. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan seluruh terminal di Indonesia mengadopsi mekanisme transaksi pemesanan tiket perjalanan bus umum secara elektronik seperti yang diterapkan Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur.
Foto: Prayogi/Republika
Calon penumpang yang akan berpergian menggunakan Bus AKAP (antar kota antar provinsi) bersiap untuk diperiksa dokumennya di Terminal Pulogebang, Jakarta. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan seluruh terminal di Indonesia mengadopsi mekanisme transaksi pemesanan tiket perjalanan bus umum secara elektronik seperti yang diterapkan Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan seluruh terminal di Indonesia mengadopsi mekanisme transaksi pemesanan tiket perjalanan bus umum secara elektronik seperti yang diterapkan Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur.

"Saya menugaskan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat untuk melaksanakan ini (pembelian tiket bus nontunai) bukan saja di Jakarta, tapi di seluruh kota di Indonesia," katanya, saat meluncurkan aplikasi pemesanan tiket bus secara elektronik di Terminal Terpadu Pulogebang, Kamis siang.

Menurut Budi transaksi pemesanan tiket secara elektronik lebih praktis sebab calon penumpang tidak perlu memesan langsung ke terminal, cukup dari rumah.

Selain itu, kata Budi, aplikasi bernama "Jaket Bus" sebagai kependekan dari Jakarta Elektronik Tiket Bus telah dilengkapi dengan informasi trayek, titik singgah bus, prediksi waktu perjalanan hingga jenis bus yang diperlukan pengguna.

"Hari ini saya senang sekali naik bus dari Pulogebang sudah menggunakan e-tiketing, artinya kita bisa melakukan pemesanan dari rumah, terus membayar juga tidak perlu di terminal. Sudah ditentukan tujuannya kemana, busnya apa, di mana naiknya. Ini lompatan yang luar biasa," katanya. Budi mengatakan pelayanan umum secara digital sudah menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya di tengah pandemi COVID-19.

Alasannya, layanan berbasis aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menghindari interaksi langsung dengan lokasi kerumunan."Selain itu, dengan digital, masalah pandemi ini sangat berarti. Tidak ada harus kontak dengan seseorang, dengan tempat, kita bisa rencanakan kepergian kita dari rumah," katanya.

Budi mengatakan Terminal Pulogebangsebagai percontohan pelayanan berbasis digital dikarenakan telah didukung sejumlah infrastruktur penunjang. Salah satunya adalah moda transportasi massal yang telah terkoneksi secara penuh.

"Konektivitas dengan bis kota, KRL, TransJakarta dan sebagainya, sehingga orang dari rumah bisa ke tujuan akhir tanpa susah, karena ada antarmodanya," katanya. Konsolidasi ini berkaitan dengan sistem transaksi agar menjadi efisien mengingat angkutan massal masih diminati masyarakat dan risiko pandemi COVID-19 juga diminimalisasi tanpa harus terjadi interaksi langsung.

Budi menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta instansi terkait atas realisasi program layanan transportasi umum berbasis digital di Terminal Pulogebang."Terima kasih Pak Wagub, ini karena pakai e-wallet, jadi dengan e-wallet dengan e-payment bisa dilakukan," katanya.

Budi berharap kebijakan itu bisa berkorelasi positif terhadap pemindahan orang dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal."Kita ingin semua masyarakat menggunakan angkutan massal. Angkutan massal jarak jauh yang bagus relatif terjangkau itu salah satunya bus," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement