Sabtu 19 Dec 2020 16:45 WIB

Arab Saudi Pecat 100 Imam dan Dai karena Gagal Kecam IM

Ikhwanul Muslim dinilai sebagai gerakan yang memicu perpecahan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Logo ikhwanul muslimin
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Logo ikhwanul muslimin

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi telah memecat 100 imam dan pengkhotbah di masjid-masjid di Makkah dan Al-Qassim. Pemecatan ini dilakukan karena mereka gagal mengutuk Ikhwanul Muslimin seperti yang diinstruksikan.

Laporan surat kabar Al-Watan seperti dilansir Middle East Monitor,  menyatakan, Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan mengeluarkan instruksi kepada semua imam dan penceramah untuk mengkritik Ikhwanul Muslimin. Pemerintah memerintahkan untuk menyalahkan mereka karena menyebabkan perbedaan dan perpecahan dalam masyarakat.

Baca Juga

Bulan lalu, Kementerian itu mengharuskan para pengkhotbah untuk mendedikasikan khotbah Jumat mendukung pernyataan kontroversial yang dikeluarkan oleh Dewan Cendekiawan Senior Saudi. Isinya menggambarkan kelompok itu sebagai organisasi teroris yang tidak mewakili ajaran Islam dan hanya melayani kebutuhan kelompoknya saja.

Arab Saudi secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada 2014 dan melarangnya di negara itu. Padahal, pada 1950-an, Saudi memberi perlindungan bagi ribuan aktivis Ikhwan yang menghadapi penjara dan penindasan di Mesir, Suriah, dan tempat lain.

Keretakan hubungan terjadi setelah invasi Irak tahun 1990 ke Kuwait dan keterlibatan Saudi dalam invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003 ke Irak. Kelompok itu secara terbuka mengkritik kehadiran militer AS di kerajaan dan afiliasinya mencari reformasi politik.

Pihak berwenang menyalahkan gerakan tersebut karena menyebarkan perbedaan pendapat. Baru 2002, Menteri Dalam Negeri Saudi saat itu mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah sumber semua kejahatan di kerajaan.

Pada 2013, Arab Saudi mendukung kudeta militer di Mesir yang membuat Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi. Morsi pemimpin terpilih secara demokratis pertama di negara itu yang berasal dari Ikhwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement