Selasa 15 Dec 2020 04:20 WIB

Ahli Epidemiologi Riau: Gencarkan Tes Usap Usai Pilkada

Tes usap harus dilakukan secara masif setelah Pilkada.

Warga binaan menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau di TPS Lapas Kelas II A Batam, Kepulauan Riau, Rabu (9/12/2020).
Foto: Teguh prihatna/ANTARA
Warga binaan menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Provinsi Kepulauan Riau di TPS Lapas Kelas II A Batam, Kepulauan Riau, Rabu (9/12/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ahli epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan meminta Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Riau untuk menggencarkan tes usap secara masif setelah penyelenggaraan Pilkada serentak. Hal itu penting guna mewaspadai munculnya klaster penularan baru.

"Pelaksanaan Pilkada serentak di Riau pada 9 Desember lalu dikhawatirkan akan menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Riau," kata Wildan dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Senin.

Baca Juga

Wildan menilaim pemeriksaan uji usap massal secara masif perlu dilakukan, apalagi dalam waktu dekat juga akan ada libur bersama perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. Pemeriksaan tersebut dinilai salah satu cara untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

"Hal ini perlu dilakukan mengingat 80 persen kasus tidak bergejala dan untuk mendiagnosis hanya dengan tes antigen dan isolasi adalah upaya memutus rantai penularan," katanya.

Dengan meningkatnya fasilitas pemeriksaan PCR untuk Covid-19 di Riau, menurut Wildan, maka semua kontak erat harus diperiksa baik yang bergejala maupun tidak bergejala. Dengan begitu, meski kontak erat pasien tidak menunjukkan gejala, ia menyarankan tetap harus diperiksa untuk menghindari penularan dari orang tanpa gejala (OTG).

"Kalau yang tidak bergejala tidak dites, bagaimana bisa diisolasi. Saya kira daerah boleh membuat kebijakan sendiri tentang ini," katanya.

Dengan melakukan tes secara masif, Wildan mengatakan, pada tahap awal di Riau bisa terjadi peningkatan kasus baru. Namun, sifatnya hanya sementara saja, kemudian akan menurun karena ada upaya memutus mata rantai penularan.

"Hal tersebut lebih bagus karena bisa mengetahui siapa yang terinfeksi lebih cepat, dan bisa memutuskan rantai penyebaran virus," ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, hingga Senin siang jumlah kasus Covid-19 secara keseluruhan ada 22.312 orang. Dari jumlah itu ada 19.960 orang yang sudah dinyatakan sembuh. Kemudian yang masih menjalani perawatan di rumah sakit ada 696 orang, dan yang isolasi mandiri ada 1.146 orang. Sementara itu, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Riau ada 510 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement