Ahad 06 Dec 2020 05:38 WIB

Ember Marcelo Bielsa

Kehebatan dari strategi Bielsa tak lepas dari visinya memandang sepak bola.

Marcelo Bielsa
Foto: EPA-EFE/ALEX PANTLING
Marcelo Bielsa

Oleh : Agung Sasongko*

REPUBLIKA.CO.ID, Entah gila atau jenius, dua pilihan kata yang tepat menggambarkan kemampuan pelatih Leeds United, Marcelo Bielsa dalam meracik strategi menyerang. Menurut Statman Dave, tidak ada tim Liga Premier yang menciptakan lebih banyak peluang dari permainan terbuka daripada Leeds dengan 103 serangan berbahaya. 

Apalagi catatan itu sudah termasuk hitungan ketika Lee Cooper cs meladeni Liverpool di Anfield dan Everton di Goodison Park. Juga melawan Arsenal dan Manchester City di kandang.

Impresif memang, namun lini belakang The Whites merupakan salah satu celah racikan Bielsa yang belum manjur. Kalau berkaca pada taktik yang begitu ofensif rasanya Bielsa memang berani mengambil resiko.

Saat ini Leeds merupakan tim ketiga yang paling banyak kebobolan di Liga Primer Inggris. Selisihnya tak beda jauh dengan tim liga Primer lain seperti Liverpool dan Everton. Musim ini sepertinya lini belakang jadi persoalan serius para penghuni Liga Primer.

Setelah periode menurun, Leeds sempat kembali ke jalur kemenangan. Leeds mengalahkan Everton di Goodison Park secara dramatis lewat gol Raphinha. Sekalipun kemudian Leed harus tumbang melawan Chelsea 2-1.

Atraktif dalam menyerang seolah menghilangkan lemahnya lini pertahanan Leeds.

Kehebatan dari strategi Bielsa ini tak lepas dari visinya memandang sepak bola. Pertama kali tiba di Elland Road. Kondisi Leeds tak ubahnya kapal yang terombang-ambing di samudera championship. Tugasnya cukup berat, memperbaiki dan menciptakan mentalitas pemenang, dan mengembalikan kepercayaan para penggemar.

Karenanya, ucapan yang dikeluarkan Bielsa kepada para pemainnya adalah hargai penonton yang bekerja keras untuk membeli tiket. Menurut Bielsa, para pemain yang menghargai penonton diyakininya akan mengeluarkan segenap kemampuannya di lapangan.

Bielsa kemudian mereformasi taktik, pola latihan hingga akhir filosofi permainan. Bielsa memilih permainan menyerang secara vertikal dan pressing ketat yang menuntut kedisiplinan. Rata-rata pemain Leeds bukanlah bintang namun pemain pilihan yang dinilai cerdas menerapkan strategi Bielsa di lapangan. Apabila syarat itu tidak terpenuhi, siap-siaplah para pemain mencari pelabuhan baru.

Semua pemain memiliki kemampuan fleksibel untuk mempersiapkan skema serangan dari berbagai opsi. Geladang kreatif Leeds, Pablo Hernandez mungkin memegang peranan penting dalam permainan Leeds dalam beberapa musim belakangan. Namun, situasi cedera dan stamina prima menjadi tantangan pemain asal Spanyol ini.

Di sinilah, hebatnya strategi Bielsa. Strateginya tak tergantung satu pemain sehingga absennya The Magician tak berpengaruh banyak terhadap permainan Leeds. Bielsa memiliki pemain lain yang bisa diandalkan guna memulai serangan.

Dari catatan sofascore, Jack Harrison memimpin dalam hal mencetak peluang emas untuk Leeds. Di susul, Luke Ayling dan Ezgjan Alioski menyumbang masing-masing dengan 3. Dua nama terakhir membuktikan, peran sentral full back dalam skema Bielsa.

Kapten Leeds, Liam Cooper punya satu kata untuk mengenali gaya melatih Bielsa, gila. "Betapa gilanya metode latihan manajer Marcelo Bielsa. Anda tidak akan percaya, kalau Anda sendiri tidak mencobanya," kata kapten Leeds United, Liam Cooper.

Fleksibilitas gaya bermain Leeds tak lepas dari metode latihan yang diterapkan. Para pemain akan menjalani latihan tanpa aturan atau disebut Muderball. "Tidak ada aturan dan wasit. Kami hanya harus menjalankan tugas untuk merebut bola atau menjaga bola. Di situ juga diterapkan latihan taktis dan 100 persen sangat gila," ungkap Cooper.

Menariknya, cara Bielsa melihat skemanya berjalan atau tidak hanya melalui duduk di atas ember. Dengan duduk di atas ember, hal tersebut memungkinkanya untuk melihat jalananya laga lebih baik. Sedangkan bangku cadangan berada di posisi di atas lapangan sehingga menyulitkan untuk melihat secara detail pergerakan pemain.

Kabarnya ember Bielsa ini sudah muncul ketika melatih Marseille. Bedanya, saat itu Bielsa duduk di kotak pendingin. Baru di Leeds, ember Bielsa ini memiliki bantalan empuk dengan logo Leeds.  "Itu hanyalah sebuah ember," jawab Bielsa dengan sumringah saat ditanya media Inggris.

Sajian yang diberikan Bielsa begitu memuaskan. Meski mulai bermunculan rumor yang mengatakan tak akan lama sang pahlawan untuk berada di Elland Road, saya kira Bielsa telah meninggalkan warisan berharga seperti yang pernah dilakoni pelatih legendaris Leeds lain seperti Don Revie, Howard Wilkinson, atau David O'leary.

Yang pasti, para fan Leeds berharap masa bakti Bielsa bisa berlanjut ketika penonton bisa kembali ke stadion. Sudah ada wacana untuk kembali memperbolehkan penonton kembali ke stadion.  Rencana itu mungkin butuh waktu lebih lama mengingat masih tingginya angka penularan covid-19.

Fan Leeds tentu setuju, ada satu yang kurang dalam penampilan Leeds hari ini, tidak adanya riuh penonton di Elland Road. N agung sasongko

*) Penulis adalah Jurnalis Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement