Jumat 04 Dec 2020 12:31 WIB

Kliring Berjangka Kembangkan Aplikasi Registrasi Resi Gudang

Aplikasi registrasi resi gudang ini berbasis blockchain dan smart contract.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi.
Foto: Dok KBI
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kliring Berjangka Indonesia mengembangkan aplikasi Registrasi Resi Gudang. Hal ini guna mengantisipasi perkembangan teknologi informasi. 

Melalui aplikasi berbasis blockchain dan smart contract ini, diharapkan proses registrasi akan semakin mudah. "Lewat pemanfaatan teknologi informasi dalam Registrasi Resi Gudang ini, kami prediksikan Resi Gudang akan semakin tumbuh ke depan," ujar Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id pada Jumat (4/12).

Baca Juga

Sejalan dengan peran dan fungsinya sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, KBI mengembangkan Aplikasi Registrasi Resi Gudang bernama IS-Ware NextGen. Aplikasi itu telah secara resmi telah diluncurkan pada 27 November 2020 bersama Kementerian Perdagangan dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat Launching IS-Ware NextGen berharap, dengan dikembangkannya teknologi baru dalam SRG ini, dapat mendukung pertumbuhan SRG serta mempercepat transformasi perdagangan yang bermuara pada peningkatan ekonomi nasional. "IS-WARE Nextgen memiliki peran penting dalam menciptakan rantai perdagangan lebih efisien," kata dia.

IS-WARE Nextgen, lanjutnya, dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya dalam melakukan transaksi resi gudang. Di antaranya dalam bentuk kecepatan transaksi dan keamanan.

Sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga, nilai pembiyaaan Resi Gudang menunjukkan pertumbuhan dalam 4 tahun terakhir yakni dari 2017 sampai Oktober 2020. Pada 2017 jumlah penerbitan sebanyak 170 RG dengan pembiayaan Rp 15,92 miliar lebih, pada 2018 sebanyak 379 RG diterbitkan dengan pembiayaan Rp 52,62 miliar, 2019 sebanyak 444 RG dengan pembiayaan Rp 56,54 miliar, lalu pada 2020 sebanyak 315 RG diterbitkan dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 62,13 miliar. 

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2020, tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam rangka Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang, Saat ini terdapat 18 (delapan belas) jenis komoditas yang masuk dalam skema Sistem Resi Gudang. Meliputi Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Kakao, Lada, Karet, Rumput Laut, Rotan, Garam, Gambir, Teh, Kopra, Timah, Bawang Merah, Ikan, Pala, dan Ayam beku karkas.

Fajar menambahkan, Indonesia memiliki potesi besar dalam pemanfaatan Resi Gudang. "Dengan luas wilayah dan berbagai komoditas yang dimiliki, kami optimis pemanfaatan Resi Gudang akan terus meningkat kedepan. Apalagi dengan adanya aplikasi IS-Ware NextGen yang memudahkan pemilik komoditas untuk melakukan registrasi, kami optimis Resi Gudang akan terus berkembang," tuturnya. 

Sebagai upaya peningkatan pemanfaatan Resi Gudang, lanjut dia, KBI juga telah melakukan sosialisasi terkait Aplikasi IS-Ware NextGen kepada para pemangku kepentingan. Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari edukasi tentang Resi Gudang. 

Terkait pemanfaatan teknologi Informasi dalam Sistem Resi Gudang, KBI tengah mengembangkan Resi Gudang Tanpa Warkat (Scriptless). Selain itu, Aplikasi IS-Ware NextGen juga akan dikembangkan dalam Mobile Applications, sehingga mempermudah para pemangku kepentingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement