Selasa 01 Dec 2020 23:39 WIB

Fasilitas PTKI Dinilai Kurang

Fasilitas PTKI Dinilai masih Kurang.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Fasilitas PTKI Dinilai Kurang. Foto: Afrizal Sinaro
Foto: Dok IBF
Fasilitas PTKI Dinilai Kurang. Foto: Afrizal Sinaro

IHRAM.CO.ID, JAKARTA—Ketua Umum Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) Afrizal Sinaro mengatakan, pemerintah seharusnya dapat meningkatkan mutu seluruh perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Salah satu persoalan yang harus segera ditangani adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas serta kurang memadainya sarana dan prasarana perkuliahan.

“Yang utama adalah masalah kualitas SDM para dosennya. Pendidikan bermutu akan lahir dari dosen yang bermutu, dosen bermutu akan melahirkan mahasiswa yang bermutu pula,” ujarnya, Selasa (1/12).

Baca Juga

“Nah kalo di PTKI Swasta masalah sarana prasarana perkuliahan masih sangat kurang memadai, dan yang tak kalah pentingnya adalah kesejahteraan para dosennya,” ujar Afrizal menambahkan.

Menurutnya, hampir setengah dari total perguruan tinggi Indonesia masih membutuhkan bantuan demi meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar. Tak sedikit pula perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang memiliki fasilitas laboratorium dan perpustakaan yang lengkap.

“Hampir 50 persen masih sangat kurang, termasuk fasilitas laboratorium dan perpustakaannya,” kata dia.

Afrizal berharap Kementerian Agama dapat mengangkat citra Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dunia melalui perguruan tinggi Islam yang berkualitas internasional.

“Indonesia adalah negara besar dengan penduduk muslimnya terbesar di dunia, maka Indonesia bisa menjadi pusat budaya dan peradaban Islam jika dunia pendidikan Islamnya maju dan bermutu,” tuturnya.

Sebelumnya, Sekjen Kemenag Nizar mengingatkan target perkembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Menurutnya, ada tiga tahapan target yang harus dicapai dalam rentang 2020 - 2034.

“Roadmap Diktis pada tahun 2020-2024, PTKIN harus memilki daya saing tingkat nasional dan indikatornya adalah akreditasi," jelas Nizar yang dikutip di website resmi Kemenag, Selasa (1/12).

"Semua kegiatan, program, anggaran harus diarahkan untuk meningkatkan akreditasi. Maksimalkan dahulu akreditasi prodi maka tentunya akreditasi Institusi akan menjadi lebih baik," sambung Nizar.

Tahap kedua, tahun 2025-2029, PTKIN harus sudah memilki daya saing minimal tingkat ASEAN. Tahap berikutnya, tahun 2030-2034, PTKIN sudah mencapai level Internasional (World Class University). Untuk itu kreativitas dan inovasi perlu dibangun oleh semua unsur pimpinan.

"Semua pihak harus saling dukung, bahu membahu dan bekerja keras untuk menjadikan UIN Raden Fatah menjadi maju dan berkulaitas,” pesan Nizar.

Hal lain yang digarisbawahi Nizar adalah tata kelola. Menurutnya, pengelolaan PTKIN harus tranparan, akuntabilitas, partisipatif, serta berorientasi pada penjaminan mutu dan relevansi. "Penataan tata kelola yang ideal basisnya bukan secara top-down melainkan bottom-up,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement