Senin 30 Nov 2020 15:03 WIB

Dialog Sufyan ats Tsauri Saat Tawaf

Dialog Sufyan ats Tsauri Saat Tawaf.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Dialog Sufyan ats Tsauri Saat Tawaf. Foto:  Jamaah umroh bertawaf di sekitar Ka
Foto: Al Arabiya
Dialog Sufyan ats Tsauri Saat Tawaf. Foto: Jamaah umroh bertawaf di sekitar Ka

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pada suatu ketika, pada musim haji Sufyan ats Tsauri tengah melaksanakan tawaf di Baitullah. Dia melihat seorang laki-laki yang selalu membaca shalawat setiap dia melangkahkan kakinya. Sufyan menghampiri laki-laki tersebut dan menegurnya.

"Engkau telah meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil dan terfokus pada Shalawat Nabi Muhammad SAW saja. Apakah alasanmu melakukannya," tanya Sufyan ats Tsauri seperti dikisahkan dalam Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah.

Baca Juga

Laki-laki itu kemudian balik bertanya kepada Sufyan. "Siapakah engkau ini? Semoga Allah memberimu karunia kesehatan dan keselamatan."

Sufyan menjawab, "Aku Sufyan ats Tsauri."

Laki-laki itu terkejut begitu mengetahui siapa orang yang di hadapannya. Dia berkata. "Baiklah, akan aku ceritakan kisahku. Andai kata tidak karena engkau adalah orang luar biasa pada masa ini, niscaya aku tidak akan menceritakan karunia yang dianugerahkan kepada kaum, dan niscaya aku tidak akan membuka rahasia yang diberikan Allah kepada ku."

Kemudian laki-laki itu berkisah, kata dia pada suatu hari dia dan ayahnya pergi untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah perjalanan ayahnya itu mengalami sakit yang cukup parah maka ia berhenti dulu untuk mengobatinya. 

"Lalu pada suatu malam yang memilukan ayahku meninggal dunia. Namun yang paling menyedihkan adalah ketika wafatnya wajah lagu sangat hitam legam," katanya.

"Innalillahi wainnailaihirojiun," kata Sufyan meraskan kesedihan lawan bicaranya.

Laki-laki itu menyesalkan atas kondisi ayahnya itu yang telah meninggal dunia dengan wajah yang menghitam. Ia terus diselimuti kesedihan melihat ayah yang dicintai meninggal tidak dalam keadaan bercahaya.

"Aku merasa sangat sedih menyakitkan keadaannya," katanya.

Lalu ia mengambil selembar kain dan menutupi wajah ayahnya. Iya begitu larut dalam kesedihan dan terus memikirkan apa yang akan dikatakan orang-orang jika melihat wajah ayahnya yang hitam dagang.

"Aku kebingungan di sisi jenazah ayahku," katanya.

Dalam keadaan seperti itu, dia diserang kantuk dan jatuh tertidur. "Tiba-tiba aku bermimpi melihat seorang laki-laki yang sangat tampan, belum pernah kulihat laki-laki yang tampan itu seumur hidupku," katanya.

Laki-laki itu kata dia, pakainnya begitu bersih dan dari tubuhnya tercium aroma yang sangat harum, bukan seperti bau yang seperti biasa. Kemudian laki-laki itu melangkah menuju menuju jasad ayahnya dan membuka kain penutup wajahnya. 

"Lalu dia mengusap telapak tangannya ke wajah ayahku, maka tiba-tiba wajah ayahku menjadi putih bersinar," katanya.

Laki-laki itu hendak beranjak pergi dan ia langsung memegang bajunya dan bertanya. "Wahai hamba Allah siapa engkau ini yang telah dikaruniai Allah untuk membantu ayahku dan menyiapkan kegundahan hatiku?"

Laki-laki itu lalu menjawab tindakah engkau mengenalku?

"Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang mendapat wahyu Alquran. Ketahuilah ayah mu, semasa hidupnya adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Akan tetapi dia banyak membaca shalawat untukku. Ketika kematian orang beriman Dia meminta pertolongan kulit. Aku banyak menolong orang yang banyak membaca sholawat untukku."

"Kemudian aku bangun dan melihat wajah ayahku yang telah menjadi putih bersinar," 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement