Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

Hadir Di Kampus IAI Tabah Lamongan, Ini Pesan Gus Jazil

Ahad 15 Nov 2020 23:49 WIB

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merasa bersyukur bisa hadir di tengah-tengah masyarakat Lamongan. Hal demikian diungkapkan saat dirinya hadir dalam acara ‘Silaturrahim Alim Ulama’ yang digelar di Institut Agama Islam Tarbiyatul Tholabah (IAI Tabah), Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ahad (15/11).

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merasa bersyukur bisa hadir di tengah-tengah masyarakat Lamongan. Hal demikian diungkapkan saat dirinya hadir dalam acara ‘Silaturrahim Alim Ulama’ yang digelar di Institut Agama Islam Tarbiyatul Tholabah (IAI Tabah), Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ahad (15/11).

Foto: MPR
Gus Jazil meminta warga Kampus IAI agar tidak jauh dari realitas di masyarakat

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid merasa bersyukur bisa hadir di tengah-tengah masyarakat Lamongan. Hal demikian diungkapkan saat dirinya hadir dalam acara ‘Silaturrahim Alim Ulama’ yang digelar di Institut Agama Islam Tarbiyatul Tholabah (IAI Tabah), Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ahad (15/11).

Dalam acara yang dihadiri civitas akademika IAI Tabah, tokoh masyarakat, aktivis mahasiswa dan pemuda serta element masyarakat lainnya, Jazilul Fawaid menyebut perguruan tinggi yang kampusnya diapit jalan raya dan Pantai Utara Jawa itu merupakan kampus ternama di Lamongan. Dirinya berharap IAI Tabah mampu mencetak tenaga dan sarjana yang memiliki keilmuan dan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat khusunya Lamongan dan ummat Islam pada umumnya. 

“Saya berharap IAI Tabah mampu mencetak manusia yang mampu beradaptasi dengan perubahan jaman”, ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Lebih lanjut disampaikan oleh pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, dirinya berharap perguruan tinggi yang memiliki 6 Prodi itu mampu menjadi basis dari gerakan ummat Islam yang menyebarkan paham keagamaan yang ramah dan mendidik masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai agama sesuai dengan adat istiadat budaya Indonesia. 

“Perguruan tinggi tidak boleh lepas dari realitas masyarakat”, tuturnya. Mendirikan lembaga pendidikan dikatakan penting. Diungkapkan dulu KH. Hasyim As’yari saat mendirikan pesantrennya, ia mengajarkan sikap antikolonial. “Kewajiban Imam untuk menjelaskan prinsip-prinsip yang membawa kemaslahatan”, paparnya. 

Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu mengatakan, IAI Tabah ikut membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Meski sebagai perguruan tinggi yang memberi gelar bagi mahasiswa yang telah lulus namun dirinya mengatakan jangan sampai kita semua menempuh pendidikan hanya untuk mengoleksi gelar. 

Ditegaskan oleh Jazilul Fawaid kita perlu menuntut ilmu dengan landasan untuk memperoleh ridho Allah. “Itulah yang mesti dijadikan pendekatan”, ucapnya. Dengan landasan yang demikian maka Allah akan mengangkat derajad orang itu dengan sendirinya. 

Dikatakan, sekarang banyak perguruan tinggi membuka program pendidikan, jurusan, atau fakultas berdasarkan kebutuhan pasar. Pragmatisme yang demikian menjadi tantangan tersendiri bagi IAI Tabah ketika hadir di tengah masyarakat. 

Alumni PMII itu berharap IAI Tabah mempunyai cita-cita besar yakni melahirkan ilmuwan dan ulama besar. Diungkapkan, dulu ulama-ulama itu ilmunya komplit. Dicontohkan Ibnu Sina, ia seorang dokter namun juga ulama dan ahli ilmu pengetahuan lainnya. 

Demikian juga Ibnu Khaldun, Mussa Jabir Ibnu Hayan, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya. “Mereka ulama juga seorang ilmuwan”, paparnya. 

Rektor IAI Tabah, Dr. Alimul Muniroh, dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang besar atas kehadiran Jazilul Fawaid. Ia mengatakan bahwa kampusnya ingin menjadi pengembangan kemajuan Islam. 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler