Kamis 12 Nov 2020 09:29 WIB

Islamofobia Eropa: Masjid di Jerman Terima Surat Penghinaan

Masjid di Kota Duisburg bagian Barat Jerman terima surat penghinaan dan rasis

Masjid di Kota Duisburg bagian Barat Jerman.
Foto: google.com
Masjid di Kota Duisburg bagian Barat Jerman.

IHRAM.CO.ID, BERLIN -- Islamophobia terus 'merayap' di masyarakat Eropa. Kali ini menimpa kepada komunitas Muslim di Jerman.

Peristiwa tersebut di sebuah masjid di Kota Duisburg bagian Barat Jerman pada Selasa (10/11). Pengurus masjid itu menerima surat berisi pernyataan Islamofobia dan rasis untuk ketiga kalinya. Surat itu berisi penghinaan.

Diberitakan Anadolu Agency pada Rabu (11/11), surat yang dikirim ke Masjid Muradiye itu berisi penghinaan berat terhadap orang Turki dan Muslim.

"Kami melaksanakan kegiatan kami dalam kerangka tanggung jawab sosial dan berusaha memberikan kontribusi kepada masyarakat di Jerman. Pelaku surat kebencian yang dikirimkan sebelumnya tidak dapat ditemukan," kata Ketua Administrasi Masjid Muradiye, Ramazan Ceylan, dilansir dari Anadolu Agency pada Kamis (12/11).

Masjid Muradiye yang dijalankan oleh organisasi payung Turki-Muslim DITIB, telah menerima surat anti-Muslim sebelumnya. Diberitakan mereka telah menerima surat Islamofobia itu sebanyak tiga kali.

Di hari yang sama, sebuah masjid di Kota Zaandam di Barat Laut Belanda mengalami serangan Islamofobia. Tidak ada kerusakan pada masjid selain jendela yang pecah. Tapi serangan akan menjadi lebih jelas setelah kamera keamanan diperiksa.

"Kami tidak tahu siapa yang melakukan serangan itu, tapi kami khawatir," kata Pejabat Masjid, Ismail Genc kepada Anadolu Agency, dilansir dari laman AhlulBayt News Agency (ABNA), Kamis (12/11).

Seperti di ketahui Muslim yang banyak di anut warga Turki keturunan Jerman di negeri itu kerap disandangkan dengan sebutan pejoratis. Mereka kerap direndahkan dengan perkataan sebagai anak imigran, tidak berpendidikan, dan kelas pekerja rendah yang pantas hanya berprofesi sebagai tukang sayur.

Dan ekpresi ini terkait kecenderungan sikap anti imigran yang kini membaluri wajah sosial budaya Eropa. Mereka mengklaim diri sebagai bangsa kelas satu dengan warna kulitnya yang putih (White Supremacy). Ini terjadi tak hanya di Jerman dengan gerakan neo Nazinya, tapi juga sudah melanda ke Prancis, Denmark, Swedia, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.

Uniknya para imigran yang beragama Islam itu adalah mereka yang datang dari bangsa dan negara yang dahulu menjadi jajahan orang Eropa. Warga Muslim dari kawasan Afrika bagian utara misalnya, kini membanjiri Prancis sebagai sebuah negara yang dahulu menjajahnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement