Selasa 10 Nov 2020 07:56 WIB

SYL: Sektor Pertanian Kerja Keras Pulihkan Ekonomi Nasional

Menurut BPS, ekspor Januari-Agustus mencapai 2,4 miliar dolar AS atau Rp 258 triliun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan mengampanyekan kenyang tidak harus nasi sebagai bagian dari upaya percepatan diversifikasi pangan. Dalam roadmap diversifikasi pangan 2020-2024, disebutkan terdapat enam komoditas pangan lokal sumber karbohidrat non beras yang potensial mengganti nasi, yaitu  singkong, talas, sagu, jagung, pisang, dan kentang.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan mengampanyekan kenyang tidak harus nasi sebagai bagian dari upaya percepatan diversifikasi pangan. Dalam roadmap diversifikasi pangan 2020-2024, disebutkan terdapat enam komoditas pangan lokal sumber karbohidrat non beras yang potensial mengganti nasi, yaitu singkong, talas, sagu, jagung, pisang, dan kentang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan, selama pandemi Covid-19 kinerja sektor pertanian terus berjalan dengan baik. Bahkan, sektor pertanian menunjukkan kontribusi nyata terhadap pemulihan ekonomi nasional."Alhamdulillah 11 bahan pokok dasar dalam kendali penuh di tahun 2020. Kami semua sudah melakukan ekstra kerja keras di lapangan dengan berkordinasi bersama Menko Perekonomian," ujar Syahrul, Senin (9/11).

Menurut Syahrul, kontribusi pertanian pada pemulihan ekonomi nasional tak lepas dari keberhasilan Musim Tanam (MT) 1 dan 2, dimana petani mampu menghasilkan 31 juta ton beras. Lebih dari itu produksi tersebut juga mengalami over stok hingga 7 juta ton. Namun begitu, Mentan mengaku ke depan pihaknya masih akan bekerja keras untuk menghadirkan pertanian yang lebih baik.

"Di sisi lain, kami juga terus mempersiapkan produksi tanam untuk 2021, bahkan di bulan Oktober ini kami sudah melakukan tanam sampai Maret nanti dan kita perkirakan akan ada 17 juta ton," katanya

Syahrul menambahkan, sektor pertanian juga tercatat mampu melakukan akselerasi ekspor serta menambah ketersediaan beras. Berdasarkan data BPS, ekspor di Januari-Agustus mencapai 2,4 miliar dolar AS atau Rp 258 triliun. Disisi lain, Kementan juga terus mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi ancaman badai seperti la nina.

"Untuk itu, Badan Pangan Dunia (FAO) mengapresiasi apa yang dilakukan Indonesia. Apalagi pertanian disini sudah berada di track yang benar perihal ketahan pangan. Saya juga meminta agar ketahanan pangan tidak boleh ada gep antar negara, supaya kita bisa saling menunjang khusunya di Asia tenggara," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menilai, sektor pertanian menjadi pengungkit kenaikan PDB nasional di Kuartal III. Airlangga beharap, kondisi tersebut mendorong kenaikan pada kuartal IV."Pengungkitnya adalah sektor pertanian yang selalu positif, dengan begitu kita sudah pada taraf recovery dan ini mendukung sektor lain bahwa pemulihan ini sudah ada pada track yang benar," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement