Ahad 08 Nov 2020 17:36 WIB

Saudi Tuan Rumah Konferensi Pertama Bakat dan Kreativitas

Konferensi ini meramalkan masa depan dan kembangkan pemuda berbakat dan kreatif.

Raja Salman bin Abdul Aziz berbicara selama KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-40 di Riyadh, Arab Saudi. Arab Saudi menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Pertama tentang Bakat dan Kreativitas yang digelar mulai Ahad (8/11).
Foto: AP/Amr Nabil
Raja Salman bin Abdul Aziz berbicara selama KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-40 di Riyadh, Arab Saudi. Arab Saudi menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Pertama tentang Bakat dan Kreativitas yang digelar mulai Ahad (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Riyadh, Arab Saudi menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Pertama tentang Bakat dan Kreativitas. Konferensi internasional ini digelar pada Ahad (8/11) di sela-sela pertemuan kelompok 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia atau G-20.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini akan membantu mengembangkan sumber daya manusia anak muda yang berbakat, kreatif, dan inovatif untuk menghadapi perkembangan dan tantangan global. Para ahli berkumpul membahas masa depan inovasi, kewirausahaan, dan kemanusiaan di Konferensi Internasional Pertama tentang Bakat dan Kreativitas tersebut.

Sebanyak 17 pembicara akan mempresentasikan visi mereka dalam dua hari gelaran yang diinisiasi oleh King Abdul Aziz and His Companions Foundation for Giftedness and Creative (Mawhiba) dan Sekretariat G-20 Saudi sebagai bagian dari Program Konferensi Internasional untuk menghormati tahun kepresidenan G-20 Saudi 2020.

Dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id disebutkan, di antara para pembicara adalah Menteri Energi Saudi Pangeran Abdul Aziz bin Salman dan Menteri Pendidikan Dr Hamad bin Mohammed Al-Sheikh. Konferensi ini akan mempertemukan tokoh-tokoh terkemuka di bidang masing-masing guna membahas masa depan dunia dan mempresentasikan visi mereka dalam memanfaatkan revolusi digital secara maksimal.

Gubernur Riyadh Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdul Aziz akan meresmikan konferensi pada 8 November mewakili Raja Salman bin Abdul Aziz. Dua sesi akan diadakan pada setiap hari dengan topik berbeda. Sesi pertama berjudul "Membayangkan masa depan - Memberdayakan kemampuan anak muda yang berbakat dan kreatif untuk membentuk prospek masa depan baru".

Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H Fore akan menghadiri sesi pertama saat Prof Michio Kaku, Neil deGrasse Tyson, dan Gerd Leonhard akan menjadi pembicara utama. Kaku adalah profesor fisika teoretis tamu di Universitas Princeton dan Universitas New York. Ia juga seorang futuris yang telah menulis lebih dari 70 artikel ilmiah.

Adapun Tyson dikenal sebagai seorang astrofisikawan dan pembawa acara serial TV berbasis sains. Karya penelitiannya terutama berfokus pada kosmologi fisik, evolusi bintang, galaksi, dan astronomi galaksi.

Leonhard adalah seorang futuris Eropa dan penulis yang mengkhususkan diri dalam debat antara kemanusiaan dan teknologi. Ia juga dikenal sebagai analis media digital yang menulis buku berjudul “Teknologi vs Kemanusiaan".

Sesi kedua di hari pertama bertajuk “Bagaimana dunia digital akan mengubah identitas masa depan?” Presiden Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA), Dr Abdullah bin Sharaf Al-Ghamdi akan berpartisipasi dalam sesi ini bersama dengan Eng Nadhmi Al-Nasr, CEO NEO; Anthony Saltico, wakil presiden pendidikan dunia di Microsoft; dan Hong-Eng Koh, kepala ilmuwan industri pemerintahan global di Huawei Technologies Co Ltd.

Sesi pertama di hari kedua bertajuk “Masa depan inovasi dan kewirausahaan” yang akan dihadiri oleh Jonas Kjellberg, Co-Founder Skype. Adam Cheyer, salah satu pendiri dan VP Engineering di Viv Labs; Esther Wojcicki, wakil dari Creative Commons; Andreas Weigend, mantan kepala ilmuwan Amazon.com juga akan menghadiri sesi tersebut.

Sesi terakhir bertajuk “Bagaimana visi global membentuk masa depan umat manusia” akan dihadiri oleh Sally Krisel, mantan presiden dewan direksi NAGC dan Lianne Hoogeveen, presiden European Council for High Ability.   

Peserta lainnya adalah Noriah Mohd Ishak, mantan presiden Pusat PERMATA pintar 'UKM; dan Andreas Schleicher, direktur Pendidikan dan Keterampilan pada Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).

Sekretaris Jenderal Mawhiba, Dr Saud bin Saeed Al-Mathami, mengatakan konferensi tersebut adalah pesan dari Arab Saudi kepada dunia. “Konferensi ini meramalkan masa depan dan meningkatkan kepemimpinan global Arab Saudi dalam mengembangkan pemuda berbakat dan kreatif,” katanya, dalam rilis yang diterima, Ahad (8/11).

Acara tersebut berupaya untuk mengeksplorasi cakrawala baru sekaligus memanfaatkan peluang yang ada di masa depan. Al-Mathami mengatakan, konferensi ini berupaya untuk menjadi platform global komunikasi virtual, menyatukan para ahli, pemimpin, dan pembuat kebijakan untuk mendukung dan memberdayakan para pemuda berbakat, kreatif, dan inovatif dari berbagai belahan dunia.

Para peserta akan membahas masa depan sains dan teknologi serta cara para talent kreatif dengan menggunakan sarana modern sekaligus menyoroti peran realitas virtual dalam menghadapi krisis dan tantangan global.

Selain itu, kata Al-Mathami, konferensi akan membahas masa depan realitas virtual dan dampaknya terhadap perkembangan manusia. “Ini juga membantu memperluas cakupan kerja sama internasional melalui kemitraan yang efektif dalam mengembangkan sumber daya manusia dari kaum muda yang berbakat, kreatif, dan inovatif untuk menghadapi perkembangan dan tantangan global,” katanya.

Beberapa inisiatif regional dan global dalam mensponsori para talent berbakat yang akan diumumkan selama konferensi. “Ini juga akan membahas praktik global terkemuka yang digunakan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan keterampilan pemuda berbakat. Siswa Mawhiba yang berbakat akan memoderasi diskusi panel dan sesi konferensi lainnya," katanya.

Mawhiba dinilai sebagai lembaga pertama di dunia yang khusus berupaya menemukan, merawat, dan memberdayakan bakat. Sejauh ini, lembaga ini telah berhasil menemukan dan merawat lebih dari 161 ribu siswa berbakat di Arab Saudi dan terus memperluas cakupannya ke negara lain. Lembaga ini juga telah mencatat kesuksesan dengan meraih 384 kemenangan kualitatif dalam berbagai kompetisi ilmiah orisinil di dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement