Ahad 01 Nov 2020 09:09 WIB

Kebersamaan Landasi Karate Tradisional Afro-Asia Online 2020

Karate Tradisional Afro-Asia 2020 digelar secara online.

Kebersamaan Landasi Karate Tradisional Afro-Asia Online 2020. Foto: Tangkapan layar Opening Ceremony 2nd Afro-Asia Online Traditional Karate Open 2020 secara virtual, Sabtu (31/10).
Foto: Dok Republika
Kebersamaan Landasi Karate Tradisional Afro-Asia Online 2020. Foto: Tangkapan layar Opening Ceremony 2nd Afro-Asia Online Traditional Karate Open 2020 secara virtual, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat menjaga kebersamaan dan nilai-nilai tradisional karate dalam bingkai kemanusiaan dan perdamian menjadi basis utama dihelatnya Karate Tradisional Afro-Asia Online 2020. Adapun target tahun ini adalah Indonesia bisa menjadi juara umum untuk kedua kalinya.

INATKF, satu-satunya organisasi yang diakui pemerintah juga Federasi Karate Dunia dan Asia juga mengakui nilai destruktif pandemi Covid-19 sangat terasa. Namun keadaaan ini tidak boleh membuat patah arang.

Baca Juga

Justru inilah momen, di mana karateka tradisional seluruh dunia makin memperkuat kebersamaan dengan mengadaptasi pada kemajuan tekhnologi, sehingga perhelatan bergengsi ini bisa terlaksana.

"Inilah bukti di mana tradisional karate bisa tetap di selenggarakan dan kita harus bangkit. INATKF, satu-satunya Federasi Karate Tradisional di Indonesia merespon dengan cepat dan memastikan terselenggaranya acara ini " ujar Ketua INATKF M Muchlas Rowi saat memberikan sambutan di Opening Ceremony 2nd Afro-Asia Online Traditional Karate Open 2020 secara virtual, Sabtu (31/10).

Menurut Muchlas, latar belakang terselanggaranya event ini berangkat dari semangat Bandung, 65 tahun yang lalu yang menghendaki terselenggaranya event besar bagi bangsa-bangsa Asia Afrika di tahun 1955. Presiden Pertama Indonesia, Ir Soekarno kala itu berinisiasi mengajak bangsa-bangsa Asia-Afrika berkumpul dan menyelenggarakan event olahraga bersejarah.

Begitupun dengan semangat event hari ini, INATKF telah berkoordinasi dengan ATKF juga ITKF sebagai induk dari organisasi karate tradisional dunia.

ITKF pun menyambuat baik dan memberikan rekomendasi kepada INATKF yang juga bekerjasama dengan ATKF untuk terselenggaranya event ini. Harapannya, INATKF kedepan bisa lebih menancapkan keberadaanya secara global untuk lebih intensif melakukan berbagai lompatan-lompatan masif.

"Semua gerakan kami ini tetap dipandu KORMI," harap Muchlas Roiwi dalam acara yang dihadiri peserta dari 10 negara itu.

Perlu diketahui juga, INATKF dengan sokongan Pemerintah bakal melakukan event besar pada 2022 mendatang. "Dukungan dari Pak Hayono Isman untuk diselenggarakannya festival dan kejuaraan di Palembang 2022," ungkapnya.

Apresiasi atas kehadiran Menteri Pemuda dan Olahraga, Dr Zainudin Amali yang diwakili Ketua KORMI, Hayono Isman telah mebuka acara hari ini.

Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada 10 negara yang telah berpartisipasi yakni Indonesia, Mesir, Tunisia, Kuwait, Aljajair, Kazakhstan, Uzbekistan, Jepang, Portugal dan Prancis.

Indonesia sendiri mengrim 76 peserta yang terdiri dari atlet pria dan wanita juga 1 atlet yang berkebutuhan khusus. Keseluruhan peserta berasal dari 8 provinsi, diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat. Adapun usia atlet dari 6 hingga 15 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement