Jumat 30 Oct 2020 13:48 WIB

UMKM Dinilai Perlu Respons Perubahan Perilaku Konsumen

Melalui pasar digital, pasar produk UMKM bakal semakin luas lagi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Bilal Ramadhan
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menunjukan aplikasi pemasaran produk kopi arabika dan robusta gayo yang dijual secara daring (online) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (9/8/2020). Selain memasarkan produk dengan cara tatap muka, para pelaku UMKM juga menjual berbagai hasil usaha dengan cara online sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19.
Foto: IRWANSYAH PUTRA//ANTARA
Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) menunjukan aplikasi pemasaran produk kopi arabika dan robusta gayo yang dijual secara daring (online) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (9/8/2020). Selain memasarkan produk dengan cara tatap muka, para pelaku UMKM juga menjual berbagai hasil usaha dengan cara online sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai harus mampu merespon berbagai perubahan perilaku dan pola konsumen. Hal itu sebagai akibat dari penerapan physical distancing selama pandemi Covid-19.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Riza Damanik mencontohkan, pelaku usaha kain perca di Kalimantan Tengah yang selama ini memproduksi sarung bantal. Selama pandemi, produknya sulit diserap pasar, karena tidak ada yang membutuhkan sarung bantal.

Pelaku usaha mikro yang juga penerima Banpres Produktif tersebut, kata dia, akhirnya mengubah haluan dengan memproduksi masker dari bahan kain perca. Produknya kemudian laris di pasaran.

Contoh lain, ujar Riza, di Pekalongan ada banyak perajin batik yang kesulitan menjual aneka batik produksinya. Selama pandemi, nyaris tak ada yang membeli baju batik atau kain batik.

Mereka pun banting stir memproduksi batik khusus baju rumahan, seperti celana pendek, pakaian tidur, daster, dan sebagainya. Produk mereka lalu diserap pasar.

"Artinya, meski di tengah pandemi yang banyak merontokkan bisnis UMKM, masih ada peluang yang bisa dikembangkan. Syaratnya berpikir kreatif dan inovatif," ujar Riza melalui siaran pers yang diterima.

Ia pun mendorong pelaku UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil, agar segera masuk ke ekosistem digital. Melalui pasar digital, pasar produk UMKM bakal semakin luas lagi.

"Karena, kita tidak pernah tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi, ini momentum bagi UMKM untuk melakukan langkah strategis ke ekosistem digital," jelas Riza.

Dirinya berharap pula Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp 2,4 juta di Kabupaten Cirebon dapat dimanfaatkan meningkatkan produktivitas usahanya. Namun tetap menerapkan Protokol Kesehatan.

"Selain Banpres, ada juga KUR super mikro, dimana kredit Rp 10 juta ke bawah dengan bunga nol persen hingga akhir Desember ini. Sebagaimana disampaikan Menteri Koperasi dan UKM di banyak kesempatan, agar pelaku usaha mikro memanfaatkan program-program tersebut, untuk meningkatkan kapasitas usahanya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement