Kamis 29 Oct 2020 23:48 WIB

DDII Sikapi Prancis: Gencarkan Protes Lewat Media Sosial

DDII juga mengimbau Muslim agar memboikot produk-produk Prancis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum DDII, KH Adian Husaini, mengimbau Muslim agar memboikot produk-produk Prancis.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Ketua Umum DDII, KH Adian Husaini, mengimbau Muslim agar memboikot produk-produk Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) menyeru umat Islam, khususnya jamaah DDII gencar meyampaikan protes melalui media sosial (medsos) kepada Presiden Prancis, Emmanual Macorn dan kaum Islamofobia. Pasalnya, mereka telah melakukan pelecehan terhadap Islam dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

“Terus menyampaikan suara protes, keprihatinan, dan taushiyah melalui berbagai media komunikasi keagamaan dan media sosial dengan kata-kata yang baik, dengan tetap menjaga keharmonisan dan kerukunan kehidupan beragama di tengah masyarakat,” ujar Ketua Umum DDII, Adian Husaini, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/10).

Baca Juga

Selain itu, dia juga mengimbau kepada jamaah DDII untuk mendoakan umat Islam di Prancis dan beberapa negara lainnya, agar mereka senantiasa dilindungi Allah SWT dari sikap dan tindak kebencian yang membabi buta terhadap Islam dan umat Islam.

Tidak hanya, menurut dia, umat Islam hendaknya juga harus mengikuti seruan boikot terhadap produk-produk buatan Prancis dari berbagai tokoh umat Islam sedunia.

“Maka sebaiknya kita ikut menghindarkan diri membeli produk-produk buatan Prancis, dan mengalihkan membeli produk yang halal dan baik, yang diproduksi umat Islam atau oleh pihak-pihak yang tidak melecehkan ajaran Islam dan tidak memusuhi umat Islam,” ucap Adian.

Dia menambahkan, DDII juga menyerukan agar umat Islam, khususnya jamaah DDII untuk menjadikan kasus penghinaan terhadap Islam dan Nabi tersebut sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman terhadap kebenaran dan keagungan ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW.

“Maka, dianjurkan untuk membaca berbagai opini dan berita-berita yang patut dipercaya, dengan tetap mengedepankan proses tabayyun dan menghindarkan diri dari menyebarkan berita yang tidak benar atau hoaks,” katanya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement