Rabu 28 Oct 2020 19:25 WIB

Meneladani Kehidupan Nabi Saat Masa Pandemi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah terjadi beberapa wabah yang menulari banyak orang.

Presiden Direktur Laznas LMI
Foto: DOK lMI
Presiden Direktur Laznas LMI

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agung Wijayanto

Tahun 2020 ini peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada bulan Oktober. Tepat pada bulan mulia bagi masyarakat Indonesia, sebabnya dua: pertama, bulan ini mengingatkan kita pada para kiai, santri, dengan semangat juangnya bersatu melawan penjajah dari bumi Indonesia. Kedua, Saat itu pada bulan Oktober, pemuda-pemudi dari seluruh Nusantara berkumpul jadi satu untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda, sebagai simbol persatuan anak bangsa.

Baca Juga

Datangnya bulan Rabiul Awal sendiri selalu di peringati umat Islam Indonesia untuk melakukan aktivitas khasnya. Mengadakan kajian dari gang ke gang kampung, mengadakan tabligh akbar di masjid, juga beberapa wilayah membuat makanan khas maulid untuk dimakan bersama-sama.

Semarak itu selalu tersaji setiap tahunnya. Dari dulu, sejak para Wali Songo dengan konsep dakwahnya untuk mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Mengenalkan Maulid Nabi untuk lebih luasnya mengenalkan ajaran Islam kepada para penduduk yang masih awam tentang agama.

Tahun ini agaknya berbeda. karena Pandemi Corona, perayaan Maulid Nabi harus dilaksanakan dengan cara berbeda. Jika tahun lalu kita bisa merayakannya secara bersama-sama dengan masyarakat luas, kini harus merayakannya dengan protokol kesehatan yangt ketat. Juga harus dibatasi. 

*Wabah Zaman Nabi*

Mempelajari kehidupan Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada pelajaran, hikmah, dan keteladanan yang dihadirkan. Mulai bangun tidur hingga mau tidur lagi, mulai pagi-siang-malam selalu ada yang contoh yang baik. Perilaku keseharian, spiritual, moral, sosial, semuanya bisa menjadi pedoman bagi kehidupan manusia.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah terjadi beberapa wabah yang menulari banyak orang. sejumlah wabah yang pernah terjadi memang tidak mematikan. Pada masa itu wabah yang terjadi turut menular pula dengan cepat dan menyebabkan banyak orang terkena dampaknya. Berdasarkan catatan sejarah pada masa itu, wabah yang sering terjadi merupakan kusta atau lepra. 

Sebagai tindakan pencegahan, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak berdekatan dengan penderita maupun wilayah yang terkena wabah. Konsep karantina wilayah ini sudah diungkapkan dalam hadits nabi.

Hadits itu berbunyi, "jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah maka janganlah kalian memasukinya. Namun, jika terjadi wabah di tempat kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu."

Dalam menghadapi wabah penyakit, Nabi Muhammad SAW memberikan konsep karantina untuk menyelamatkan nyawa manusia dari ancaman kematian akibat wabah penyakit menular.

Sepanjang sejarah umat manusia sebelum lahirnya pengobatan modern, wabah selalu ada dan datang silih berganti. Seperti Covid-19 yang ada pada masa sekarang yang datang dengan cepat dan secara tiba-tiba.

*Pelajaran dari Pandemi*

Masa pandemi ini mencerminkan universalitas semesta dengan segala kekuatan dan keadilannya sekaligus memperlihatkan universalitas manusia dengan segala kelemahan dan kezalimannya. 

Virus ini berperilaku adil, tidak memilih sasaran mempertimbangkan status sosial, bisa mengancam kehidupan orang miskin dan orang kaya, rakyat biasa maupun penguasa, orang bodoh maupun orang intelek. sifat Covid-19 yang tidak pandang bulu, masuk melalui jendela rumah sederhana dan jendela istana.

Di lain sisi, Kita semua belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Yang bisa kita lakukan hanyalah berikhtiar semampunya untuk melewati masa pandemi ini sebaik mungkin dengan bergotong royong bersama masyarakat agar bisa mengatasi kesulitan ini bersama-sama.

Dalam aspek yang lebih kongkrit, Lembaga Amil Zakat Nasional LMI (Laznas LMI) yang saya menjadi bagian didalamnya, alhamdulillah sejak bulan Maret hingga Oktober melalukan kerja-kerja untuk membantu antar sesama. 

Bantuan untuk penyemprotan disenfektan sebesar 16.647 titik, bantuan hand sanitizer dan multivitamin sebanyak Multivitamin 1105 paket. Bagi-bagi makanan dan sembako kepada masyarakat berdampak Covid berjumlah 47.846 paket, menyemangati tenaga medis dengan memberikan APD sebanyak 4.138 paket. Total bantuan diberikan kepada 213.344 penerima manfaat.

Selain itu sebagai langkah membantu ketahanan pangan, Laznas LMI juga mendistribusikan makanan siap saji: kornet dan rendang. total ada 20.030 kaleng tersebar di 10 propinsi di Indonesia selama masa pandemi ini.

Ikhtiar ini masih jauh. Masih banyak masyarakat yang belum terjangkau. Masih perlu kerja-kerja jangka panjang lagi untuk membantu masyarakat secara luas.

Refleksi Maulid Nabi tahun ini bukan sekadar bisa mengadakan serangkaian kajian atau tidak, baiknya refleksi tentang bisa tidaknya membantu antar sesama. Selama masa pandemi ini semakin banyak masyarakat yang menunggu uluran tangan kita. 

Kita mungkin bisa membeli banyak hal, namun tidak bisa membeli kepedulian. Dibutuhkan manusia-manusia yang mengedepankan sisi kemanusiaan. Semoga wabah ini cepat berlalu.

*President Direktur Laznas LMI

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement