Selasa 27 Oct 2020 21:15 WIB

KSSK Fokus Dorong Sektor Riil di Kuartal Keempat

Salah satu upaya KSSK dorong sektor riil dengan menyuntik PMN pelat merah

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, fenomena saat ini, likuiditas sudah mencukupi dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat. Tapi, dari sisi kredit, pertumbuhannya belum mengalami perbaikan secara signifikan meskipun sempat membaik pada Agustus. Penyebab utama tren tersebut adalah sektor riil yang belum bergerak di tengah tekanan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kini KSSK maksimal dalam melakukan langkah-langkah normalisasi sektor riil dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, fenomena saat ini, likuiditas sudah mencukupi dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat. Tapi, dari sisi kredit, pertumbuhannya belum mengalami perbaikan secara signifikan meskipun sempat membaik pada Agustus. Penyebab utama tren tersebut adalah sektor riil yang belum bergerak di tengah tekanan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kini KSSK maksimal dalam melakukan langkah-langkah normalisasi sektor riil dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Sistem Stabilitas Keuangan (KSSK) fokus membuat berbagai kebijakan yang dapat mendorong sektor riil pada sisa kuartal tahun ini. Di antaranya, menyuntik Penyertaan Modal Negara (PMN) ke perusahaan pelat merah yang diharapkan dapat mengalir ke sektor riil hingga memberikan insentif perpajakan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, fenomena saat ini, likuiditas sudah mencukupi dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat. Tapi, dari sisi kredit, pertumbuhannya belum mengalami perbaikan secara signifikan meskipun sempat membaik pada Agustus.

Penyebab utama tren tersebut adalah sektor riil yang belum bergerak di tengah tekanan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kini KSSK maksimal dalam melakukan langkah-langkah normalisasi sektor riil dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Begitu sektor riil gerak, apakah dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor, maka permintaan terhadap kredit juga mulai berjalan," ujarnya dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Selasa (27/10).

Salah satu kebijakan yang diharapkan dapat mendorong sektor riil adalah injeksi dalam bentuk PMN. Sri menjelaskan, PMN ke PT Hutama Karya (Persero) misalnya, sudah mulai dialirkan ke Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan ruas jalan tol di Sumatera.

Selain itu, PMN diberikan kepada PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Sri menyebutkan, suntikan ini telah dialirkan ke Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar). Sementara itu, injeksi ke PT PLN (Persero) digunakan untuk mendanai listrik pedesaan.

Di sisi lain, Sri menambahkan, PMN ke PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF juga sudah diteruskan untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), "Ini untuk create demand dari permintaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah," tuturnya.

Selain program yang sudah direalisasikan, Sri menyebutkan beberapa kegiatan pipeline. Sebut saja pengembangan Mandalika melalui PT Indonesia Tourism Development Center/ ITDC (Persero). Suntikan tambahan ke Hutama Karya untuk meningkatkan kemampuan guna penyelesaian jalan tol Sumatera juga sedang dalam proses.

Melalui berbagai kebijakan ini, Sri berharap, sektor-sektor riil dapat menjadi penopang pemulihan ekonomi Indonesia. Baik itu dari kegiatan investasi maupun mendorong kegiatan ekonomi masyarakat.

Di luar itu, Sri menambahkan, Kemenkeu bersama dengan jajaran KSSK (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan) terus mengkaji dukungan secara lebih detail ke beberapa sektor. "Kami formulasikan langkah-langkah apa lagi yang bisa dilakukan bersama," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement