Selasa 27 Oct 2020 15:13 WIB

Milenial Agar Gunakan Platform Digital Garap Usaha Parekraf

Generasi milenial harus memanfaatkan digitalisasi yang terakselerasi akibat pandemi

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Suasana Pasar Kreatif Bandung yang digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Dekranasda Kota Bandung, di Cihampelas Walk (Ciwalk), Kota Bandung, Ahad (18/10). Acara tersebut menghadirkan bermacam produk kreatif karya pengusaha lokal, sebagai salah satu upaya membangkitkan sektor ekonomi khususnya di masa pandemi. Pasar Kreatif Bandung berlangsung hingga 25 Oktober 2020.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Suasana Pasar Kreatif Bandung yang digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Dekranasda Kota Bandung, di Cihampelas Walk (Ciwalk), Kota Bandung, Ahad (18/10). Acara tersebut menghadirkan bermacam produk kreatif karya pengusaha lokal, sebagai salah satu upaya membangkitkan sektor ekonomi khususnya di masa pandemi. Pasar Kreatif Bandung berlangsung hingga 25 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengajak kaum milenial memanfaatkan platform digital untuk berwirausaha dan menggarap peluang baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif. Platform digital saat ini menjadi peluang besar di tengah pandemi untuk mendapatkan penghasilan.

“Teman-teman milenial harus memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya menciptakan aplikasi yang bisa mendukung wisata maupun ekonomi kreatif di Indonesia dan menciptakan peluang ekonomi. Ke depan usaha-usaha yang maju adalah usaha-usaha yang sifatnya problem solving,” kata Wishnutama dalam Siaran Pers Kemenparekraf, Selasa (27/10).

Wishnutama mengatakan digitalisasi yang terakselerasi selama pandemi Covid-19 dan menghadirkan peluang pariwisata dan ekonomi kreatif untuk berkembang yang harus dimanfaatkan oleh generasi milenial.

"Banyak hal yang harus dilakukan melalui platform digital. Artinya apa? Yang pada saat bersamaan ada opportunity baru, banyak kesempatan baru yang terjadi. Saya yakin milenial-lah yang lebih bisa melihat peluang-peluang ini," katanya menambahkan.

Ia melanjutkan, pemerintah telah memberikan akses permodalan yang lebih mudah. Karenanya fasilitas harus dimanfaatkan oleh milenial sebagai kesempatan emas untuk mulai mencari ide-ide yang menarik. Ide itu nantinya dapat direalisasikan melalui produk inovatif yang keberadaannya mampu menyelesaikan persoalan sosial di tengah pandemi.

Wishnutama menyebut saat memulai usaha, memang tak jarang seseorang akan menemui kegagalan. Oleh karenanya ia mengimbau generasi milenial untuk tidak patah semangat dan takut dengan kegagalan. Sebab, kegagalan adalah satu jalan menuju keberhasilan.

"Saya percaya dengan teori ini, semakin banyak kita gagal dalam melakukan sebuah upaya, akan semakin hebat pula hasilnya. Itu teori yang saya alami selama ini. Jadi, jika gagal ke tiga hingga empat kali semangatnya harus lebih tinggi, karena kita tahu apa yang kita lakukan hasilnya akan lebih hebat dan luar biasa," ujarnya.

Ia juga fokus pada tantangan pemerintah dalam mengembangkan produk lokal, yakni mendorong masyarakat bangga produk buatan lokal. Sebab, masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan kualitas produk dalam negeri.

“Kalau kuliner kita nggak usah dipaksa-paksa, otomatis kita akan cari makanan Indonesia,  effortnya tidak terlalu berat untuk konsumsi dalam negeri. Tetapi kalau kriya dan fashion orang Indonesia kadang masih lebih suka buatan luar negeri. Ini mesti kita dorong agar lebih disukai untuk meningkatkan kualitasnya, kemasannya, pemasarannya, akses permodalannya. Dari subsektor kreatif tidak cuma itu saja, ada film, musik, animasi, seni pertunjukan, banyak sekali yang mempunyai peluang yang luar biasa," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement