Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Kemendagri Dorong Paslon Kampanye Masif Bagikan Masker

Sabtu 17 Oct 2020 07:34 WIB

Rep: Mimi Kartika/ Red: Indira Rezkisari

Simpatisan menggunakan masker bergambar pasangan bakal calon kepala daerah. Pemerintah dorong paslon PIlkada berkempanye dengan cara membagikan masker.

Simpatisan menggunakan masker bergambar pasangan bakal calon kepala daerah. Pemerintah dorong paslon PIlkada berkempanye dengan cara membagikan masker.

Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Pembagian masker secara luas bisa bantu penanganan Covid-19 di daerah Pilkada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal, mengatakan pemerintah mendorong pasangan calon (paslon) Pilkada 2020 gencar melakukan kampanye dengan membagikan masker. Menurut dia, pilkada menjadi momentum penanganan pandemi Covid-19.

"Kami meminta smua paslon membagikan masker, dan hampir semua calon saat ini membagikan masker," ujar Safrizal kepada Republika, Jumat (16/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, diperbolehkannya bahan kampanye berupa alat pelindung diri pencegahan Covid-19 seperti masker, hand sanitizer, dan pelindung wajah atau face shield dapat membantu pengendalian Covid-19 di daerah. Paslon berpartisipasi menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Dan data menunjukkan bahwa daerah pilkada terjadi penurunan risiko bencana dari merah turun ke oranye," tutur Safrizal.

Ia menuturkan, Kemendagri berintegrasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas). Langkah memitigasi penyebaran virus corona di daerah dilakukan dengan menegakkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan pilkada bersama jajaran TNI, polri, satpol PP, dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

Berdasarkan peta zonasi risiko pilkada per 11 Oktober 2020 yang diupdate setiap dua pekan sekali, Satgas mengeklaim terjadi penurunan kabupaten/kota yang berisiko tinggi/zona merah sebanyak 10,03 persen menjadi 28 kabupaten/kota.

Daerah dengan risiko sedang/oranye pun meningkat sebanyak 58,25 persen menjadi 203 kabupaten/kota. Daerah dengan risiko rendah/kuning turun sebesar 24,92 persen menjadi 63 kabupaten/kota.

Kendati demikian, daerah dengan tidak ada kasus baru pun ikut mengalami penurunan, dari 12 menjadi tujuh kabupaten/kota. Tak hanya itu, daerah yang tidak berdampak juga berkurang dari sembilan menjadi delapan kabupaten/kota.

 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler