Kamis 15 Oct 2020 19:45 WIB

Rusia: Normalisasi Arab-Israel Jangan Rugikan Palestina

Rusia dukung normalisasi Israel tapi tak boleh merugikan kepentingan Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).
Foto: Jim Lo Scalzo/EPA
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan mendukung normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab. Namun Moskow memperingatkan hal tersebut tak boleh merugikan kepentingan Palestina.

"Kami mendukung normalisasi hubungan Israel dengan tetangganya dan dengan negara lain di kawasan itu, tetapi kami menolak ini dengan mengorbankan hak Palestina yang ditetapkan dalam resolusi Majelis Umum PBB yang menyatakan pembentukan Israel," kata Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada Rabu (14/10) dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Lavrov mengakui bahwa Israel adalah mitra Rusia. "Israel baik dan itu adalah teman dan mitra dekat kami. Namun negara Palestina belum didirikan," ujarnya.

Pada 15 September lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani menandatangani “Abraham Accord” di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Penandatanganan itu menandai resminya normalisasi diplomatik antara ketiga negara.

AS merupakan mediator yang membantu terwujudnya hal tersebut. Presiden AS Donald Trump mengklaim masih terdapat beberapa negara Arab lainnya yang akan mengikuti langkah UEA dan Bahrain. Dia pun berharap Arab Saudi dapat turut melakukan normalisasi dengan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement